blank
RICUH - Aksi protes masa ricuh saling baku hantam. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Aksi sekelompok massa yang melakukan protes atas kebijakan Pemerintah Kota Tegal di depan pintu gerbang Pendopo Kota Tegal Rabu, (23/3/2022) diwarnai baku hantam.

Sekira pukul 10.20 WIB ratusan orang yang tergabung dalam Gerakan Tegal Bersatu awalnya melakukan long march dari Jalan KH Mansyur menuju pintu gerbang Balik Kota Tegal dengan membawa keranda, puluhan spanduk dengan berbagai tulisan yang mengecam kebijakan Wali Kota Tegal.

Kedatangan aksi sudah dihadang oleh puluhan Satpol PP dan personil dari Polres Tegal Kota memblokir jalan masuk pendopo. Satu per satu para orator melakukan orasi di atas mobil bak terbuka yang ditempatkan tepat didepan pintu masuk pendopo.

blank
SPANDUK – Massa menggelar spanduk tuntut Wali Kota Tegal mundur. (foto: nino moebi)

Usai orasi Ery Sujono turun beberapa menit kemudian terjadi baku hantam saling kejar di sisi timur pintu masuk pendopo diantara masa pro dan kontra. Beruntung keributan bisa diredam oleh petugas kepolisian dan Satpol PP.

Salah seorang koordinator aksi demo, Edy Kurniawan alias Edy Bongkar mengatakan, peserta demo sebagian besar merupakan pedagang kaki lima, pemilik toko dan beberapa elemen masyarakat. Mereka berdemo untuk menyerukan beberapa aspirasi serta menolak segala kebijakan Pemkot Tegal yang dianggap menyengsarakan masyarakat.

Kebijakan tersebut, kata Edy Kurniawan di antaranya adalah penutupan kawasan Alun-alun dan Taman Pancasila. Kemudian mereka juga memprotes pemadaman lampu PJU, penggusuran PKL Alun-alun, Taman Pancasila dan Taman Poci.

“Kami memprotes kebijakan Pemkot Tegal. Salah satunya dijadikannya kawasan Alun-alun menjadi kawasan wisata bertentangan dengan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kemudian soal nasib para PKL yang digusur sampai saat ini juga tidak jelas,” ungkap Edy.

“Tuntutan kami yang pertama bongkar portal, kembalikan PKL ke semula karena belum memiliki tempat relokasi, karena masyarakat Kota Tegal telah sepakat, sudah muak dengan kebijakan yang sewenang-wenang dan arogan maka, dari Aliansi Tegal Bersatu ini menghendaki Wali Kota mundur atau turun saja,” kata Edy Bongkar.

Hal senada disampaikan koordinator aksi lainnya, Fauzan Jamal. Dia menyebut proyek revitalisasi kawasan Jalan Ahmad Yani, menjadi City Walk berdampak luas kepada masyarakat.

Menurutnya, Jalan Ahmad Yani yang semula luas diubah semakin sempit dan kerap menimbulkan kepadatan. PKL yang berada di sana hanya direlokasi seadanya serta tidak bisa kembali berjualan karena akan digantikan dengan food truck. “Trayek angkutan kota terganggu, karena ada penetapan satu arah. Ironisnya, proyek City Walk justru mangkrak dan menjadikan simbol baru kemacetan,” imbuhnya.

Beberapa peserta demo terlibat saling dorong dan berakhir dengan adu jotos dengan sekelompok orang. Aksi saling pukul ini kemudian berhasil dilerai oleh petugas dari Polres Tegal Kota dan Satpol PP. Ratusan massa akhirnya membubarkan diri, setelah ditemui perwakilan Wali Kota Tegal, yang diwakili Kepala DPUPR, Sugiyanto dan Kepala Satpol PP, Hartoto.

Dalam kesempatan tersebut, Sugiyanto berjanji, tuntutan massa ini akan disampaikan langsung kepada Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono. “Kami tampung semua aspirasi dan akan kami teruskan kepada bapak wali kota. Beliau tidak bisa menemui karena sedang dinas luar kota,” ucapnya.

Kapolres Tegal Kota AKBP Rahmad Hidayat mengatakan, secara umum aksi tersebut berjalan aman dan lancar. Memang mengantisipasi orang atau kelompok yang ingin memancing situasi menjadi tidak terkendali. “Tapi Al hamdulillah kita dapat menahan diri tetap dapat kita kendalikan situasi dengan baik. Terimakasih kepada peserta aksi dan seluruh petugas keamanan yang telah terlibat dalam pengamanan ini,” kata Kapolres.

Belajar dari pengalaman kita tetap menghargai masyarakat hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka publik sepanjang itu dilakukan sesuai dengan konstitusi. “Kita akan beri pengamanan. Tugas kita adalah menjamin pelaksanaan ini berjalan aman dan lancar,” tegas Kapolres.

Menyinggung adanya masa saling baku hantam, Kapolres mengatakan bahwa insiden seperti itu memang berpotensi terjadi, apa lagi kalau masa sudah banyak dan situasi panas. “Tapi situasi bisa kita redam hingga tidak meluas,” ujar Kapolres.

Nino Moebi