blank
Pencuri sedang berkasi (ilustrasi).

blank

ZAMAN muda dulu saya pernah belajar dengan seseorang yang pada zaman mudanya dikenal sakti dan sekaligus kaya raya. Dia mengakui ilmu yang dia miliki itu kadang disalahgunakan.

Menurutnya, zaman dulu masih berlaku hukum rimba, maka siapa sakti, dia menjadi kaya karena leluasa berbuat apa saja. Dia mengisahkan, bahwa kakeknya dulu merupakan prajurit Mataram.

Walau secara materi dia sudah lebih dari cukup, namun dia masih melakukan tindak kejahatan hingga awal tahun 1980-an. Sejak remaja, dia digembleng olah kanuragan oleh ayah dan banyak guru.

Baca juga Melacak Kasus Pembunuhan

Sayangnya, karena kebutuhan hidup, dia tergoda lalu menjadi pencuri. Selain faktor kebutuhan, dia mengaku ingin mencoba ilmu-ilmu kesaktiannya.

Berawal dari coba-coba, malah keterusan. Itu juga karena dia memiliki andalan untuk mempermudah beroperasi malam hari dengan tanpa perlawanan, yaitu gelu (bantal terbuat dari tanah) yang didapatkan dari ritual membongkar kuburan orang yang meninggal hari Jumat Wage.

Menurutnya, dengan menabur bagian tanah itu menyebabkan calon korban pun ter-sirep (tidur lelap). Ketika saya tanya apakah selama menjalani profesi itu pernah berhadapan dengan rumah yang dilindungi atau disiker dengan kekuatan batin?