SEMARANG (SUARABARU.ID)– Di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini, ada yang tak biasa di kediaman KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus). Tuan rumah terpaksa membatasi tamu yang ingin bersilaturahmi. Bahkan beberapa pejabat dari Jakarta, terpaksa belum bisa bertemu dalam beberapa hari terakhir ini.
”Insya Allah ini bagian dari ikhtiar dalam rangka menjaga Gus Mus, supaya tetap sehat wal afiat, terus membimbing kita jauh dari segala penyakit termasuk covid-19,” kata Prof Dr H Abu Rokhmad MAg, salah satu keluarga dekatnya.
Bahkan jauh-jauh hari sebelumnya, salah satu putrinya, Ning Almas, juga melakukan screening dengan ketat siapa-siapa tamunya yang akan hadir bertemu Gus Mus.
BACA JUGA: Ikatan Wanita Bank Jateng Rayakan HUT ke-21 dengan Berbagi Ribuan Paket Sembako
”Jangan lebih dari empat orang nggih, yang lain di luar ruangan. Wajib memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun maupun handsanitizer yang tersedia,” pesan Ning Almas.
Sementara itu, Sekretaris MUI Jateng, Agus Fathuddin Yusuf, mengaku sangat beruntung, karena minggu kemarin bisa bersilaturahmi dengan Gus Mus di kediamannya, kompleks Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien, Leteh, Rembang.
”Kedatangan saya menyertai Ketua Umum MUI Jateng, Dr KH Ahmad Darodji MSi, Wali Kota Semarang H Hendrar Prihadi SE MM dan Sekretaris Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng Drs H Moh Ahyani MSi,” ujar Agus dalam keterangannya di Semarang, Minggu (5/9/2021).
BACA JUGA: DPD Himpunan Pengusaha Santri Dilantik, Siap Cetak Pengusaha Santri di Jepara
Diungkapkan juga olehnya, kedatangan Kiai Darodji itu untuk meminta waktu Gus Mus, agar bersedia hadir memberikan tausiah dan doa peletakan batu pertama atau groundbreaking, pembangunan Rumah Sakit MAS-MAJT, di Jalan Jolotundo, Semarang, yang ada di sebelah barat Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), pada Rabu (8/9/2021).
Sedang kehadiran Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi itu, selain bersilaturahmi dia juga menyampaikan apresiasinya, karena Gus Mus telah bersedia menyampaikan tausiah walaupun secara virtual, dalam Istighotsah dan Tahlil 1 Muharam 1443 Hijriah yang diselenggarakan Pemerintah Kota Semarang belum lama ini.
Semula yang akan hadir bersilaturahmi dengan Gus Mus, selain Kiai Darodji dan Wali Kota Semarang adalah mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz dan Ketua Baznas RI Prof Dr H Noor Achmad MA. Namun keduanya mendadak berhalangan ikut.
BACA JUGA: Bahasa Jawa Dikhawatirkan Kian Lama Kian Menghilang
Di akhir silaturahmi, Gus Mus membekali para tamunya dengan “ijazah” berupa shalawat. ”Baca shalawat apa saja yang sampean hafal dan suka. Karena khasiatnya luar biasa,” ujar Gus Mus.
Dari pengakuan Gus Mus, dia juga mendapatkan “ijazah” dari guru-gurunya, antara lain Mbah Imam Sarang Rembang dan Mbah Kiai KH Mahrus Lirboyo.
Menurut pengakuan Gus Mus, dirinya sempat disebut wali oleh salah satu jamaahnya yang datang, saat meminta “ijazah” karena terlilit utang piutang. Kepada orang itu, Gus Mus hanya memberi “ijazah”, agar membaca shalawat 6.000.000 kali.
BACA JUGA: Kapolda Apresiasi Warga Purworejo yang Berhasil Tangkap Begal Payudara
Tetapi karena keberatan jumlahnya yang sangat banyak, orang itu menawar (ngenyang-Jawa.red), agar dikurangi. Akhirnya Gus Mus mengurangi dari 6.000.000 menjadi 6.000 kali saja. Setelah diamalkan, dalam waktu singkat orang itu datang mengabarkan kalau dia sudah terbebas dari lilitan utangnya.
Khusus kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Gus Mus memberikan bekal “ijazah” Shalawat Nabi. Hendi, panggilan akrab Wali Kota Semarang itu, merasa senang dan gembira, karena mendapat oleh-oleh amalan shalawat dari Gus Mus.
”Alhamdulillah, bekal dari Gus Mus luar biasa. Insya Allah akan kami amalkan bersama istri dan anak-anak, juga masyarakat Kota Semarang,” katanya.
Shalawat nabi menurut Gus Mus, memiliki banyak keutamaan bagi yang mengamalkannya. Selain soal ganjaran pahala, amal shalawat nabi juga dapat menghapus dosa dan mengangkat derajat orang yang mengamalkannya.
Riyan