KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto bersama Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih melepas puluhan tukik di kawasan Pantai Kali Buntu, Desa Jogosimo, Kecamatan Klirong, yang merupaka wilayah konservasi penyu, Minggu 6 Juni 2021.
Pelepasan tukik ini merupakan rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup 2021, yang jatuh pada Sabtu (5/6). Bupati Kebumen menaruh perhatianuntuk melestarikan wilayah konservasi penyu menjadi kawasan yang mesti dijaga keberlangsungannya untuk keseimbangan alam.
“Kelestarian alam bukan hanya kita yang menikmati, tapi juga anak cucu kita ke depan. Lingkungan alam ini harus kita jaga. Apalagi lingkungan yang masuk wilayah konservasi. Ini harus betul-betul kita rawat, jangan sampai anak cucu tidak bisa lagi melihat keindahan penyu Kebumen,”ujar Bupati.
Pada kesempatan itu Bupati bersama pejabat terkait melepas tak kurang 75 tukik atau anak penyu. Arif Sugiyanto menyatakan, wilayah konservasi ini nanti akan dipadukan dengan konsep stream estate atau lumbung udang dalam pembangunan kawasan industri. Bahkan Kali Buntu juga akan menjadi kawasan wisata bahari berkelas internasional.
Menurut Bupati, di Kali Buntu ini pada bulan Juni ini akan diubah namanya menjadi Kali Ratu. Artinya Pemkab ber komitmen menjadikan nama sungai ibarat ratu. Ratu adalah mahkota yang harus dijaga. Sebagai langkah konkrit dengan mengubah Kali Buntu menjadi Wisata Bahari yang lebih bagus dari Ancol.
Kembangkan Wisata Hutan Mangrove
Sebelumnya, pada Sabtu (5/6) Bupati Arif Sugiyanto telah meresmikan program Pembentukan Desa Mandiri Konservasi “YU DARSI” atau Ayuh Sadar Konservasi, yang dilanjutkan dengan aksi penanaman 100 ribu bibit Mangrove dan pelepasan 50 burung, di Muara Kali Ijo Desa Ayah, Kecamatan Ayah.
Penanaman dilakukan secara simbolis, dan turut dihadiri Sekda Ahmad Ujang Sugiono, Ketua Tim Penggerak PKK Kebumen Ny Iin Windarti, Kepala Disperkim LH Edi Rianto, Kepala Dinas Kominfo Cokro Aminoto, serta jajaran terkait.
Bupati Kebumen menuturkan, konservasi lingkungan khususnya di bibir pantai Kebumen dibutuhkan untuk mencegah abrasi dan antisipasi tsunami. Mangrove dipilih karena relatif lebih murah dan membantu kelestarian lingkungan.
“Menahan abrasi, lingkungan terjaga dan murah. Bayangkan kalau harus menggunakan batu penghalang atau coreder tentunya harganya cukup mahal dan oksigennya tidak terpenuhi dengan bagus,”ujar dia.
Arif Sugiyanto berpendapat, hutan mangrove bisa menjadi daya tarik sendiri bagi para wisatawan untuk datang ke Kebumen. Artinya mangrove punya nilai fungsi yang luar biasa, bukan hanya berfungsi ketahanan lingkungan, tapi juga bisa mendatangkan pundi-pundi ekonomi melalui objek wisata.
Bupati bertekad, ke depan wisata hutan mangrove perlu dikembangkan. Jalan masuknya akan ditambah dengan baik. Fasilitas seperti kano atau kapal bisa dinikmati bersama keluarga, baik untuk sport atau rekreasi. Selanjutnya perlu penataan para pedagang dengan baik.
Komper Wardopo