TEMANGGUNG (SUARABARU.ID) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei mengimbau masyarakat di lereng Gunung Sundoro (Sindoro), khususnya Desa Genting Sari, Kecamatan Bansari tetap tenang, menyusul peningkatan aktivitas gunung yang ada di perbatasan Temanggung dan Wonosobo itu.
Masyarakat yang ada di lereng Gunung Sindoro diminta tidak panik, namun tetap meningkatkan kewaspadaannya seiring adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang terjadi pada Rabu (10/2) lalu di Gunung Sindoro.
Juga tidak mudah terpancing isu-isu tentang letusan gunung tersebut,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei, Jumat (12/2).
Dwi mengatakan, pihaknya juga meminta masyarakat. Selain itu masyarakat selalu mengikuti arahan dari pemerintah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, pihaknya juga menghimbau para pendaki dan masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas di radius 200 meter dari bibir kawah Gunung Sindoro.
Menurutnya, aktivitas yang ada di perbatasan Kabupaten Temanggung dan Wonosobo tersebut dalam beberapa hari mengalami peningkatan.
Namun peningkatan tersebut berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung masih dalam kewajaran, yakni masih di level I atau normal.
Pihaknya juga telah berkoordinasi Pos Pengamatan Gunung Api Sindoro-Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari . Berdasarkan hasil pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Api Sindoro-Sumbing di Desa Gentingsari pada 10 Februari 2021,tercatat gempa embusan satu kali dengan amplitudo 10,37 milimeter.
Kegempaan tornillo terjadi tiga kali dengan amplitudo 3.45-3.91 milimeter, kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 8 kali dengan amplitudo 1.76-2.28 milimeter. Serta kegempaan vulkanik dalam sebanyak 40 kali dengan amplitudo 1.74 -31.87 milimeter.
Sedangkan kegempaan tektonik jauh tercatat sebanyak enam kali dengan amplitudo 2.06-26.01 milimeter.
Yon-wied