Ilustrasi penanaman padi biosalin di persawahan Mangunharjo, Tugu. Foto : Dok.Distan Kota Semarang

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Padi varietas Biosalin yang ditanam di sawah payau atau lahan terdampak rob air laut di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang semakin menunjukkan hasil.

Setelah 21 hari penebaran benih padi di awal Juli 2024, pada Kamis 1 Agustus 2024 hasil tanam padi Biosalin siap dipindah tanam. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Plt Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur.

“Alhamdulillah padi Biosalin hasil riset BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional). Padi yang ditanam atas kerja sama Pemerintah kota atau Pemkot Semarang dengan BRIN di sawah payau 21 hari lalu di Tugu sudah siap pindah tanam,” kata Hernowo.

Dirinya berharap dengan berhasilnya penanaman padi varietas Biosalin di lahan tidur akibat terdampak rob ini bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan.

“Semoga bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kota Semarang,” terangnya.

Lebih lanjut, Hernowo Budi Luhur mengatakan, Kota Semarang menjadi pilot project BRIN yang ada di Jawa Tengah.

Dirinya menyebut, akan ada perlakuan khusus dalam penanaman Padi Biosalin ini. Hal ini lantaran benih padi yang ditanam ini memang hasil riset BRIN. Termasuk pemupukan juga menggunakan formula khusus.

“Sehingga sejak awal telah didatangkan ahli dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan peneliti yang membuat pupuknya,” kata Hernowo.

Hernowo lebih lanjut menyebutkan, penanaman padi Biosalin yang ditebar tersebut memiliki dua jenis, yakni Biosalin 1 dan 2.

“Itu kan memang sudah tebar benih 21 hari lalu. Rencana akan kita pindah tanam. Bibit yang ditebar 5 kg untuk jenis Biosalin 1 dan 5 kg untuk Biosalin 2,” katanya.

Menurutnya, untuk 5 kg benih bisa ditanam di sawah payau seluas 2.500 meter persegi atau seperempat hektar.

“Jadi di sana ada demplot 0,5 hektar atau seluas 5.000 meter persegi. Dua-duanya akan ditanam disana,” imbuh Hernowo yang juga menjabat sebagai Asisten II bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat ini.

Dia menjelaskan, perlu waktu tanam kurang lebih 100 hari agar padi Biosalin ini bisa dipanen.

“Pilot projectnya disana. Makanya hasil panen kali ini akan dijadikan benih supaya bisa dikembangkan di wilayah lain. Yang jelas apa yang kami lakukan, adalah memang untuk mendorong kedaulatan pangan,” katanya.

Terlebih, lanjutnya, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) akan mensertifikat benih hasil padi Biosalin di Kecamatan Tugu tersebut.

“Akan dijadikan benih dahulu, benih yang bersertifikat, karena kami memang bekerja sama dengan BPSP. Jadi hasil panennya nanti akan dikembangkan sebagai benih untuk disebarluaskan di wilayah-wilayah salin lainnya yang memang bisa ditanami Biosalin,” katanya.

Dia berharap penanaman benih padi Biosalin bisa berhasil dan menghasilkan jumlah padi yang berkualitas baik dan banyak.

“Mudah-mudahan bisa berhasil dan tidak mengecewakan. Karena Dinas Pertanian selain mendampingi Petani juga akan membantu mendaftarkan sertifikat benihnya ke BPSB,” pungkas Hernowo.

Hery Priyono