TUBAN (SUARABARU.ID) – Tempat Ibadah Tri Darma (TITD) Kwan Sing Bio Tuban, Jatim, secara resmi kembali dibuka untuk umum pada Minggu (25/10). Kelenteng terbesar di Asia tenggara itu ditutup pada 28 Juli 2020 setelah terjadi konflik kepengurusan.
Pembukaan dilakukan dengan membuka pintu depan sisi barat yang tergembok dari luar dan dalam. Kemudian dilanjutkan pagar tengah. Terdapat rantai gembok yang sulit dibuka hingga akhirnya digerenda.
Kelenteng yang menghadap laut itu telah dibuka lagi dengan melibatkan tiga tokoh nasional asal Jatim, yakni Alim Markus, pemilik Maspion Group, Soedomo Mergonoto (bos Kapal Api), dan Paulus Welly Affandi/Wefan (pengusaha dari Surabaya). ”Ini tempat sembahyang harus dihormati, ribut-ribut tidak bagus. Kita diundang, ya kita buka,” ungkap Alim Markus selepas acara pembukaan kelenteng.
Pria 69 tahun itu meminta jangan sampai ada penggembokan lagi di rumah umat ibadah Khonghucu, Buddha dan Tao ini. Dia berpesan agar umat tetap bersatu, bangkit dan menjadi besar. Pengusaha top ini mengaku kagum dengan kebesaran Kelenteng Kwan Sing Bio.
”Kalau tidak kita yang menjaga lalu siapa lagi,” tandasnya.
Soedomo Mergonoto menuturkan kelenteng merupakan milik umat, bukan pribadi atau seseorang. Dia berharap kedua kubu yang bersengketa menyerahkan persoalan ini ke pihak yang netral. ”Kami bertiga akan membenahi kelenteng ini. Kedua kubu sementara tidak usah ikut-ikut sampai ada titik temu yang bisa mendamaikan,” papar Soedomo.
Sementara itu, Ketua Penilik Demisioner TITD Kwan Sing Bio Alim Sugiantoro sangat gembira atas dibukanya kembali kelenteng. Dia mengapresiasi kepedulian tiga pengusaha nasional itu.
”Menurut saya, sengketa sudah tidak ada lagi. Semoga dengan dukungan tiga tokoh nasional ini, ke depan segalanya berjalan lebih baik,” tutur Alim. Saat ini umat boleh bersembahyang dengan mengikuti protokol kesehatan. Aturan ini diterapkan untuk mencegah penyebaran virus korona.
rr