blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, mengunjungi pabrik PT Marimas Putera Kencana di kawasan industri Gatot Subroto. Foto: hery priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpesan kepada para buruh dan pengusaha, untuk meningkatkan kekompakan dan komunikasi yang baik, khususnya pada masa sulit pandemi covid-19. Jika ada persoalan terkait perburuhan, juga diharapkan bisa dikomunikasikan dengan baik, antara buruh dengan manajemen.

”Situasi sedang tidak bagus, semua orang tahu. Maka hubungan industrial menjadi penting. Saya sampaikan, kalau ada persoalan tentang perburuhan ngobrol dengan manajemen,” kata Ganjar, usai mendatangi dan bertemu buruh dua pabrik di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto, Ngaliyan, Semarang, Kamis (8/10/2020).

Dua pabrik yang dikunjungi Ganjar di sela gowes pagi itu adalah, PT Arindo Garmentama di Jalan Karya Kencana Blok K/9, dan PT Marimas Putera Kencana di Jalan Candi I Blok D21.

BACA JUGA : LBH Semarang Minta Tindak Kekerasan pada Ratusan Pendemo Diusut Tuntas

Kunjungan itu untuk memastikan bagaimana kondisi di beberapa pabrik pada masa pandemi covid-19, sekaligus melihat produksi dan berbincang dengan para buruh.

”Untuk memastikan saja, bagaimana kondisi yang ada di beberapa pabrik. Terus kita ingin tahu kondisi buruh. Ini di Marimas, mereka masih kerja, masih tiga shift, bayarannya masih rutin,” ujar Ganjar, usai kunjungan di PT Marimas Putera Kencana.

Sementara dalam kunjungan di PT Arindo Garmentama, Ganjar melihat produksi yang dikerjakan oleh separuh karyawan, dengan sistem pembagian waktu kerja menyesuaikan standard protokol kesehatan. Pabrik garmen itu dalam masa pandemi covid-19 ini sepi orderan, dan nyaris tidak ada sama sekali.

”Tadi saya tanya orderannya masih ada apa tidak, ternyata sepi. Pemiliknya mencoba survive dengan mencari buyer baru, atau diversifikasi usaha yang dulu menjahit baju sekarang jahit tas. Penting ada proyek katanya. Sekarang ada prospek dan mulai November sudah on lagi, dengan kapasitas full 100 persen,” imbuhnya.

Ganjar juga mengingatkan kepada para pengusaha, agar tidak ada PHK di tengah kondisi sulit ini. Seberat apa pun itu, harus dipikul dan dirasakan bersama, baik buruh maupun manajemen. Dalam penyampaian aspirasi juga harus dilakukan dengan komunikasi yang baik dan tidak merusak.

Hery Priyono-Riyan