
Menteri Wihaji berkesempatan meninjau dan berdialog langsung dengan ibu hamil, dan keluarga yang mempunyai anak umur di bawah dua tahun (baduta).
Berdasarkan data SSGI tahun 2023, angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,5%. Artinya dari 5 anak, terdapat 1 anak yang berisiko stunting.
“Sesuai Bapenas, maka target penurunan angka stunting adalah 18% dan saat ini, sudah ada 34.000 anak asuh Genting di Indonesia, dari target 1 juta anak asuh. Untuk Kabupaten Boyolali sendiri sudah ada 8 anak asuh Genting. Kita tekankan disini bahwa membantu satu anak beresiko stunting jauh lebih baik daripada tidak sama sekali,” pungkas menteri Wihaji.
Menteri Wihaji juga menemui dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK), di Pendopo Kabupaten Boyolali bersama Wakil Bupati. Wihaji berpesan, bahwa keluarga menjadi pondasi awal dalam membentuk generasi Emas Indonesia.
“Saya sering sampaikan dalam beberapa pidato kuncinya itu ada di keluarga, kalau keluarga kita baik-baik saja Insya Allah akan baik baik saja. Maka kita selesaikan dari keluarga itu sendiri,” ungkapnya.
Menurut Wihaji peran keluarga menjadi krusial dalam proses tumbuh kembang para generasi emas yang akan datang. Generasi muda saat ini adalah generasi yang 20 tahun kemudian akan menjadi para pemimpin bangsa yang baru, menggantikan generasi saat ini dan sebelumnya.
“Kita suatu saat akan minggir, setuju tidak setuju kita-kita ini akan minggir. Akan muncul generasi penerusnya, tapi kita pastikan supaya generasi penerus kita ini menjadi orang-orang hebat,” tegasnya.
wied