blank
Aksi Indonesia Gelap Mahasiswa di Kudus diwarnai aksi bakar ban. Foto:Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Aliansi Mahasiwa Kudus Bergerak menggelar aksi demo Indonesia Gelap di depan Pendapa Kabupaten Kudus, Jumat (21/2) siang.

Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes sejumlah kebijakan Pemerintahan Prabowo-Gibran yang justru merugikan rakyat

Massa datang dengan konvoi sepeda motor dari kampus masing-masing dan kemudian memenuhi pintu gerbang pendapa Kabupaten Kudus. Namun, kehadiran massa sudah disambut puluhan aparat kepolisian yang membuat pagar betis di pintu masuk pendapa.

Alhasil, mahasiswa pun langsung menggelar orasi bebas. Dilengkapi seperangkat sound system, beberapa mahasiswa berorasi menyampaikan keresahan hatinya atas kondisi bangsa saat ini.

Massa juga terlihat mengibarkan bendera kampus serta membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan di antaranya ‘INDONESIA GELAP #TUTWURIEFISIENSI’, PAK REKTOR KAMI IZIN KULIAH DI JALAN #INDONESIAGELAP. Ada pula poster #NDASMU WO yang merupakan sindiran atas pernyataan Presiden Prabowo yang dinilai anti kritik.

Pada saat demo belangsung, di dalam pendopo sendiri sedang berlangsung pesta rakyat penyambutan Wabup Kudus Bellinda Putri Birton yang baru datang seusai pelantikan.

Baca Juga:

PC PMII Kudus: Efisiensi Anggaran Sam’ani-Bellinda Bisa Apa?

Kondisi tersebut memunculkan kemarahan mahasiswa lantaran pada saat berorasi, suara musik hiburan di Pendapa terdengar keras.

Akibatnya, massa pun membakar ban bekas serta beberapa karangan bunga ucapan selama yang banyak berjajar di pintu pendapa. Kobaran api disertai kepulan asap hitam pun membubung tinggi.

Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan beberapa tuntutan di antaranya menuntut evaluasi kebijakan efisiensi yang memangkas anggaran bidang pendidikan dan kesehatan, menuntut pengesahan RUU perampasan aset , kaji ulang program MBG, hingga mendesak Presiden Prabowo transparan soal pengelolaan anggaran Danantara.

“Kami sepakat efisiensi anggaran, tapi kalau yang dipangkas anggaran pendidikan dan kesehatan, kami akan turun ke jalan,”kata salah satu mahasiswa dalam orasinya.

blank
Wabup Kudus Bellinda Putri Birton saat menemui massa pendemo. Foto:Ali Bustomi

Di samping itu, mahasiswa juga menyuarakan isu lokal daerah yakni mendesak Bupati dan Wakil Bupati untuk menyelesaikan persoalan sampah Tanjungrejo, perbaikan infrastruktur jalan hingga lampu penerangan.

Suasana semakin panas saat mahasiswa mendesak agar Wabup Kudus Bellinda turun ke jalan menemui massa. Setelah sekian lama bernegosiasi, Bellinda akhirnya keluar dari pendapa dan kemudian menemui massa.

Dalam pernyataanya, Bellinda mengatakan siap menampung semua aspirasi mahasiswa dan akan menindaklanjutinya. Termasuk soal kebijakan efisiensi anggaran, Bellinda menjamin tidak akan mempengaruhi program yang sudah dijanjikan saat kampanyenya dulu.

“Kami akan menampung seluruh aspirasi yang sudah disampaikan dan nanti akan kami tindaklanjuti bersama bapak Bupati,”kata Bellinda.

Dalam kesempatan tersebut sempat terjadi dialog antara mahasiswa dan Bellinda terkait beberapa hal seperti pencairan anggaran TKGS serta program-program lain.

Setelah mendapat jawaban, mahasiswa pun mengakhiri aksinya dengan tertib.

Usai menemui massa, Bellinda mengaku tidak mempersolakan adanya demonstrasi di hari pertamanya masuk di Pendapa Kabupaten Kudus.

Disisi lain, dirinya pun menilai suara mahasiswa itu perlu di dengar oleh pemerintah daerah.

‘’Tidak apa-apa dan tidak masalah. Memang (suara mahasiswa) butuh didengarkan dan kami terima dan segera tindaklanjuti,’’ ujarnya.

Ali Bustomi