WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Jumlah Golongan Putih (Golput) atau pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Wonogiri 2024 cukup tinggi. Dampaknya, itu mengurangi target pencapaian Partisipasi Masyarakat (Parmas) pada pesta demokrasi yang digelar Tanggal 27 Nopember 2024 lalu.
Masalah Parmas Pilkada 2024, Rabu (19/2/25), mengemuka dalam acara FGD (Focus Group Discussion) Evaluasi Tahapan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Wonogiri Tahun 2024. FGD dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Wonogiri, sebagai upaya evaluasi atas pelaksanaan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Wonogiri Tahun 2024.
Acara ini, dibuka oleh Ketua KPU Kabupaten Wonogiri, Satya Graha. Diawali dengan penyampaian paparan dari masing-masing komisioner KPU Kabupaten Wonogiri, sesuai dengan divisi yang dibidanginya. Yakni oleh Dwi Prasetyo, Irawan Ary Wibowo, Toto Sih Setyo Adi, Doni Hafidhian dan Satya Graha.
Hadirin memberikan masukan secara tertulis melalui lembaran questioner dan yang disampaikan secara lisan. Itu sebagaimana disampaikan oleh pihak LO dari dua kubu yang maju di Pilkada Wonogiri. Baik dari Kubu Setia (Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno) dan dari Kubu Tangguh (Tarso-Kristian Teguh Suryono).
Juga dari Kabag Ops Polres Wonogiri Kompol Agus Syamsudin, Kepala Satpol-PP Joko Susilo, Kepala Kesabngpol Rahmat Imam Santosa dan Ketua Bawasalu Joko Wuryanto. Juga dari yang mewakili Dandim 0728, yang mewakili para Kepala Dinas Instansi jajaran Pemkab, serta masukan dari wartawan Muhammad Dicky (Solopos), Ari Arianto (Joglosemar), Bambang Pur (suarabaru.id) dan Khalid Yogi (Suara Merdeka).
Data suara sah pada Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Wonogiri pada 27 Nopember 2024 tercatat sebanyak 563.640 pemilih, suara tidak sah sebanyak 25.599 lembar, yang menggunakan Hak Pilih (HP) sebanyak 589.239 orang. Kemudian yang Golput sebanyak 253.087 pemilih.
Tidak Tercapai
Jumlah Golput tersebut, mencapai 30,05 persen. Ini yang menyebabkan target Parmas sebanyak 71 persen tidak tercapai, karena realisasinya mencapai sebanyak 69,95 persen. Tingginya jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya ini, menjadi kajian untuk dilakukan pendalaman.
Bisa jadi itu dipengaruhi oleh pengurangan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS), atau pengaruh kaum boro (perantau) yang tidak mudik untuk melakukan coblosan. Di sisi lain, dapat juga dipengaruhi oleh kualitas calon yang dinilai kurang market table (menjual) oleh pemilih.
Para peserta FGD menyampaikan apresiasi kepada KPU Wonogiri yang sukses melaksanakan Pilkada tanpa diwarnai oleh kemunculan kasus, konflik, dan berhasil diwujudkan dengan hasil nihil dari sengketa. Kesuksesan ini, mengantarkan Pasangan Calon (Paslon) pemenang Pilkada Wonogiri 2024, yakni duet Setyo Sukarno-Imron Rizkyarno, Kamis (20/2/25), ikut dilantik Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta.
Pada bagian lain, Ketua Bawaslu Wonogiri Joko Wuryanto, menyampaikan kritik perlunya kecermatan dalam distribusi logistik Pilkada. ”Karena ada TPS yang mengalami kekurangan kartu suara, dan di lain tempat terjadi kelebihan kartu suara,” jelas Joko Wuryanto.(Bambang Pur)