blank
Diskusi yang berlangsung produktif antgara Ketua Kadin Jepara Andang Wahyu Triyanto dengan Yayasan Pelestari Ukir Jepara, Jumat 14 Februari 2024. Foto: Dok Andany

JEPARA (SUARABARU.ID) –  Pelestarian seni ukir Jepara, baik sebagai potensi  dan identitas budaya maupun sebagai kekuatan ekonomi  Jepara yang mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional harus digarap bersama. Hal tersebut mengemuka dalam diskusi antara Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jepara Andang Wahyu Triyanto dengan jejaran pengurus Yayasan Pelestari Ukir Jepara (PELUKJEPARA), Jumat (14/2-2025).

Dalam diskusi yang digelar di ruang pertemuan Caffe Andany Jepara dari unsur Yayasan PELUKJEPARA diwakili oleh Hadi Priyanto, Sutarya, Sutrisno, Ali Afendi dan Indria Mustika. Diskusi berlangsung produktif dan menghasilan sejumlah kesepahaman.

blank
Diskusi antara Ketua Kadin Jepara Andang Wahyu Triyanto dengan Pengurus Yayasan PELUKJEPARA, Jumat 14/2-2025. Foto: Andany

Menurut Andang Wahyu Triyanto, untuk dapat melestarikan seni ukir harus dilakukan secara sinergis, kolaboratif dan konsisten. “Semua fihak harus memiliki komitmen bersama untuk menjaga agar seni ukir dapat terus lestari,” ujar Ketua  Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Jepara periode 2023-2028 ini.

Menurut Andang, disamping pemerintah di semua tingkatan, pengusaha, lembaga pendidikan, komunitas pelestari,  perajin, seniman dan budayawan, para investor yang berusaha di Jepara juga harus diajak bergerak bersama untuk  melestarikan budaya khas Jepara. “Apalagi seni ukir ini memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Andang Wahyu Triyanto yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah

blank
Diskusi pelestarian seni ukir Yayasan PELUKJEPARA dengan Ketua Kadin Jdepara Andang Wahyu Triyanto

Sementara Hadi Priyanto, Ketua Umum Yayasan PELUKJEPARA menjelaskan visi,  misi dan program untuk melestarikan seni ukir Jepara. “Harapan kami  ada program yang dapat dikerjasamakan dan dikerjakan bersama antar para pemangku kepentingan, termasuk dengan Kadin dan asosiasi lainnya” ujar Hadi Priyanto. Harapan kami, Jepara memiliki Peta Jalan Pelestarian Seni Ukir yang dapat menjadi panduan semua fihak untuk memberikan kontribusinya,  tambah Hadi.

Hal senada juga disampaikan oleh Sutrisno, mantan guru seni ukir yang saat ini turut terlibat dalam penyusunan modul ajar seni ukir sebagai salah satu topik pembelajaran di SD maupun SMP. “Jika ingin melestarikan budaya, maka peran pendidikan sangat penting untuk memberikan fondasi rasa cinta dan bangga anak-anak kita, termasuk pada seni ukir,” ungkapnya

Sementara Indria Mustika mengungkapkan tentang pentingnya even-even kreatif untuk menumbuhkan minat para pelajar terhadap seni ukir maupun potensi Jepara yang lain seperti tenun dan batik Jepara. “Even yang terencana  dengan baik akan memiliki manfaat besar untuk promosi potensi daerah,” ujar pengelola Craft & Craft Gallery  SMKN 2 Jepara ini

Sedangkan Ali Afendi menyebut lomba ukir yang dilakukan secara rutin dan berjenjang para menjadi pintu masuk munculnya kecintaan anak pada seni ukir. “Jepara di berbaagai daerah dikenal sebagai penghasil seni ukir terbesar di Indonesia,” ujar Ali Afendy yang kerap menjadi instruktur pelatihan seni ukir diberbagai daerah diantaranya  Aceh, Kalimantan, Ngawi dan Blora

Sutarya, Dosen Unisnu Jepara mengaku memiliki optimisme terhadap pelestarian seni ukir Jepara. “Salah satu, kuncinya adalah menjaga kualitas produk dengan desain yang memiliki kekuatan menembus pasar global,” tuturnya.

Hadepe