JEPARA (SUARABARU.ID)- Keberadaan makam Adipati Tjitrosomo yang berada di Desa Sendang, Kalinyamatan menjadi salah satu cagar budaya yang saat ini sedang menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara.
Hal ini disampaikan oleh Penjabat (PJ) Bupati Jepara, Edy Supriyanta saat menerima keluarga besar trah Tjitrosomo yang berasal dari Jepara, Tuban, Semarang serta Juwana, di Pendapa Kartini Jepara, Minggu (2/2/2025).
Acara ramah tamah berupa gala dinner bersama Pj Bupati Jepara ini sekaligus pra launching buku yang berjudul Adipati Tjitrosomo “Jejak Pengabdiannya di Pesisir Timur Utara Jawa” yang rencananya akan dilaunching Senin (3/2/2025).
Seperti diketahui, Edy Supriyanta merupakah salah satu trah atau garis keturunan Adipati Tjitrosomo. Jika dilihat dari silsilah Adipati Tjitrosomo I yang semula dikenal dengan nama Ki Wuragil, Edy Supriyanta adalah generasi kedelapan yang dalam susunan kekerabatan Jawa disebut Gropak Senthe.
Sedangkan jika ditelusur dari susunan silsilah Adipati Tjitrosomo VI, ia termasuk salah wareng atau keturunan ke 5 R.M.Ng. Notowijoyo yang pernah menjabat sebagai Bupati ke – 29 Kabupaten Tuban, Bupati Lasem, Bupati Kudus dan Adipati ke – 26 Jepara.
“Kepada Mas Edy (Edy Kadarisman Ketua Yayasan Tjitrosomo Jepara-red), tolong segera dilengkapi kepengurusan yayasan. Nanti kita segera membuat Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar pengelolaan makam”, ujar Edy Supriyanta dalam sambutannya.
“Adipati Tjitrosomo bukan hanya milik keturunannya saja, namun milik seluruh masyarakat Jepara. Karena telah menjadi bagian sejarah panjang kota Jepara” sambungnya.
Sementara itu, Edy Kadarisman Ketua Yayasan Tjitrosomo Jepara mengaku bahagia dan bersyukur atas pertemuan yang bisa mempersatukan trah Tjitrosomo. Ia juga menceritakan awal munculnya ide dan gagasan hingga terbitnya buku Tjitrossomo.
“Awalnya, sering ada anak-anak sekolah yang ingin membuat karya tulis tentang sejarah Eyang Tjitrosomo. Di sinilah saya merasa prihatin karena tidak bisa menjelaskan sejarah tersebut dikarenakan minimnya literatur”, ujar Edy.
“Akhirnya saya menghubungi Pak Hadi (Hadi Priyanto, penulis buku Tjitrosomo) untuk dibuatkan buku saku kecil tentang sejarah Adipati Tjitrosomo”, lanjut Edy.
Masih menurut Edy rencana pembuatan buku kecil sejarah Tjitrosomo tidak disetujui oleh Hadi Priyanto. “Pak Hadi menyarankan sekalian dibuat buku sejarah yang lengkap, karena labuh labet Adipati Tjitrosomo untuk Jepara termasuk luar biasa”, ungkap Edy.
“Bahkan, Pak Pj Bupati langsung menyetujui pembuatan buku terssebut. Akhirnya keluarga besar Yayasan Tjitrosomo Jepara mengadakan pertemuan dengan membawa catatan-catatan yang tersimpan di masing-masing keluarga”. pungkas Edy.
ua