GROBOGAN (SUARABARU.ID) – KONI Grobogan menggandeng dua perguruan tinggi di Kabupaten Grobogan untuk memberikan pendidikan bagi para atlet berprestasi.
Program menggandeng dua kampus ini dilakukan Ketua KONI Grobogan yang baru dilantik, Yoyok Prihantoro, yang baru dilantik untuk masa bakti 2024-2028,
Kedua perguruan tinggi itu adalah Institut Teknologi Bisnis Muhammadiyah Grobogan (ITB MG) dan Universitas An Nur (UNAN).
Penandatanganan MoU dilaksanakan berbarengan dengan pelantikan pengurus KONI Grobogan masa bakti 2024-2028 di Pendopo Kabupaten Grobogan, Jumat 31 Januari 2025 kemarin.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan antara Rektor ITB MG Jati Purnomo dan Rektor UNAN Purwodadi, Rosdiana. Kerja sama yang dilaksanakan yakni pemberian beasiswa kepada atlet yang berprestasi.
“Kerja sama terkait beasiswa yang diberikan kepada atlet-atlet yang berprestasi di tingkat provinsi seperti Porprov maupun tingkat Kabupaten,” ujar Yoyok Prihantoro.
Yoyok menjelaskan, kerja sama yang dilakukan ini merupakan langkah baru KONI Grobogan untuk memberikan kesejahteraan bagi para atlet.
“Kita mencoba langkah baru, jika kemarin selalu bicara prestasi, kali ini kita bisa tentang kesejahteraan pelaku olahraga yakni atlet yang masih SMA bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, yakni AN Nur dan ITB MG,” tambahnya.
Besaran beasiswa tersebut, Yoyok menjabarkan untuk atlet yang berprestasi tingkat provinsi akan diberkan hingga 75 persen. Sementara, bagi atlet yang berprestasi di tingkat kabupaten akan mendapatkan beasiswa 40 persen.
Yoyok menjelaskan harapannya terkait dengan pemberian beasiswa tersebut. Menurut dia, dengan beasiswa ini para atlet bisa terbantu menggapai cita-citanya berpendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selain bonus tertinggi, Yoyok menjelaskan, beasiswa diharapkan menjaddi daya tarik, sehingga atlet bergabung karena ada beasiswa dan ke depannya tidak keluar dari Grobogan.
Intelektual Bagus
Sementara itu, Rektor ITB MG, Jati Purnomo menyambut baik program dari KONI Grobogan. ITB MG, kata dia, menerapkan kebijakan kuliah tidak harus 100 persen offline.
“Ada program daring. Kuliah tidak harus offline semua, bisa 40 persen online. Insya Allah semua prodi bisa. Misal, pas semesteran ada tandig, kalau ada pemberitahuan bisa kita atur,” ujar Jati Purnomo.