SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkirakan pada libur Nataru tahun ini akan ada sekitar 9,5 juta pergerakan orang keluar-masuk Jawa Tengah.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, mengatakan, angka itu untuk masyarakat yang bertujuan mudik, ibadah Natal, maupun liburan ke destinasi wisata.
“Jawa Tengah sudah siap melayani masyarakat dengan baik selama libur Nataru. Komitmen tersebut juga bersinergi lintas instansi dan tokoh masyarakat,” kata dia saat membuka Posko Terpadu Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, di Kota Semarang pada Senin, 23 Desember 2024.
Nana melanjutkan, ada sejumlah wilayah yang perlu perhatian pada momen tersebut, di antaramya Guci (Kabupaten Tegal), Kawasan Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo/Banjarnegara) Tawangmangu (Karangnyar), Candi Borobudur (Magelang).
“Juga Pantai Menganti (Kebumen) yang memang banyak dikunjungi masyarakat,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro mengatakan, masalah yang banyak terjadi selama libur Nataru adalah terkait transportasi.
Terutama di tempat wisata atau menuju kawasan wisata. Mengenai hal ini koordinasi terus dilakukan dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng.
“Kemacetan rata-rata terjadi di Dieng, Guci, Bandungan, Tawangmangu. Kita sudah koordinasikan dengan Polda,” ujar Henggar yang juga merupakan Ketua Harian Posko Terpadu Pemprov Jateng ini.
Untuk laporan situasi kondisi libur Nataru, akan di-update di media sosial dalam interval 15-30 menit. Penambahan titik CCTV juga dilakukan agar memudahkan pemantauan.
Posko Nataru
Nana Sudjana menerangkan Posko Terpadu Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) dibuka mulai 22 Desember 2024 sampai 4 Januari 2025.
Untuk mengoptimalkan posko tersebut, Pemprov Jateng menyiagakan sebanyak 40 posko pemantauan yang tersebar di sejumlah titik.
Posko tersebut akan memberikan laporan terkait situasi kondisi di sejumlah lokasi, termasuk tempat ibadah dan destinasi wisata.
“Kita ada 40 posko yang tersebar di 23 terminal tipe B dan 16 terminal tipe A. Kami memantau melalui CCTV yang dipasang di sejumlah titik, untuk mengetahui perkembangan situasi selama Natal dan Tahun Baru,” kata Nana.
Selama libur Nataru, kata Nana, hal yang perlu diantisipasi adalah cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi di sejumlah daerah.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan mitigasi bencana maupun teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Diaz Abidin