blank
Personel dari BPBD Kabupaten Pacitan, Jatim, melakukan pemeriksaan pada bencana tanah retak yang merusak 8 rumah warga di Dusun Salam, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan.(BPBD Pacitan)

PACITAN (SUARABARUI.ID) – Selama Bulan Nopember 2024, telah terjadi sebanyak 138 kejadian bencana di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim). Sementara itu, laporan susulan menyebutkan terjadi bencana tanah retak (bergerak) yang merusak sedikitnya 8 rumah warga.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, mengabarkan, kecuali tanah longsor sebanyak 92 kejadian (66.66 persen), juga terjadi bencana pohon tumbang sebanyak 16 kejadian, tanah gerak/ambles dan rekah sebanyak 7 kejadian.

Berikut untuk bencana yang disebabkan erosi sebanyak 6 kali, angin kencang (5 kali), banjir (4 kali), puting beliung dan kebaran masing-masing 2 kali kejadian, cuaca ekstrem (hujan lebat disertai petir dan angin kencang sebanyak 2 kali, tindak pencarian pertolongan sebanyak 2 kali.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Pacitan, telah melakukan upaya percepatan penanganan bencana alam tanah gerak di Dusun Salam, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Pada bencana tanah retak yang terjadi pada Hari Rabu (11/12/24) lalu itu, BPBD Kabupaten Pacitan telah menyerahkan bantuan logistik berupa sembako, terpal, selimut, makanan siap saji, biskuit, dan paket family kit.

Hujan dengan intensitas lebat di wilayah Kecamatan Kebonagung, telah memunculkan bencana tanah gerak yang berdampak pada kerusakan beberapa rumah warga. Sedikitnya ada 8 rumah di Dusun Salam, Desa Karanganyar, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, mengalami kerusakan sebagai dampak adanya lantai ambles yang menyebabkan dinding rumah retak oleh adanya pergerakan tanah.

Ini terjadi, setelah hujan mengguyur selama berjam-jam. Delapan rumah yang terdampak tersebut, adalah milik warga bernama Sujito, Suryadi, Debi Maryanto, Sandiman, Tukiyat, Surani, Sugito, dan Susanto. Para pemilik rumah terpaksa mengungsi ke tempat yang aman demi keselamatan.

Mengungsi

Sujito, salah satu korban, mengungkapkan, awalnya terdengar suara gemuruh yang terjadi bersamaan dengan turunnya hujan lebat. Kemudian disusul oleh adanya pergerak tanah, yang meninggalkan keretakan pada lantai dan dinding rumah. Demi keselamatan jiwa, Sujito bersama anak dan istrinya kemudian mengungsi.

Warga yang senasib karena rumahnya retak, juga mengungsi ke rumah saudara atau ke rumah tetangga yang dirasa aman. Mereka ketautan manakala keretakan tanah makin membesar dan membahayakan bagi penghuni rumah.

Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Pacitan, Radite Suryo Anggono, menyatakan, tengah menyiapkan bantuan darurat. Juga melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) untuk rencana relokasi.

Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana. Terutama di kawasan rawan pergerakan tanah seperti Pacitan, yang kerap terdampak selama musim hujan. Disebutkan bencana tanah retak yang sama, pernah terjadi pada Tahun 2019, waktu itu dampaknya hanya merusak 3 rumah warga.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),  pernah ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Hasilnya, memang tanahnya terus bergerak. Pihak PVMBG memberikan saran, agar warga melakukan relokasi ke tempat yang bebas dari ancaman bencana tanah retak.(Bambang Pur)