blank
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Nita Rachmenia, di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah, Jumat 29 November 2024. (Foto: Diaz Abidin)

SEMARANG (SUARABARU.ID) –  Kabar baik, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah membuat kebijakan baru terkait biaya penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang ditanggung merchant atau pedagang.

Bank Indonesia memberikan kebijakan khusus tarif Rp0 bagi pedagang atau merchant untuk transaksi di bawah Rp500 ribu per 1 Desember 2024, sebagai bentuk dukungan pengembangan usaha mikro.

Deputi Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Nita Rachmenia, mengatakan, instansi terus meningkatkan upaya kinerja penggunaan QRIS, khususnya pada sektor pelaku usaha mikro (Umi).

“Sebelumnya dikenakan biaya 0.3% untuk transaksi maksima Rp100 ribu. Ini sebagai bentuk dukungan kami, melihat transaksi QRIS di Jawa Tengah, 57% angkanya disumbang oleh para pelaku usaha mikro,” kata dia di Kantornya, Jumat 29 November 2024.

Bank Indonesia, kat Nita, membagi dua segmen merchant, yakni Reguler dan Khusus. Rinciannya untuk Reguler, terbagi dari Usaha Mikro (Umi) dengan biaya 0,3% di bawah transaksi Rp500 ribu, Usaha Kecil (Uke), Usaha Menengah (Ume), Usaha Besar (Ube) dengan biaya 0,7%.

Selanjutnya pada segmen Khusus, terbagi yakni Layanan Pendidikan dengan biaya 0,6%, Layanan SPBU, BLU, dan PSO berbiaya Rp 0,4%, serta G24, dan P2G dengan biaya 0%.

UMKM Dominasi Pengguna QRIS

Lebih lanjut, Nita  menjelaskan, kinerja penggunaan QRIS terus meningkat di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah.

Sejak QRIS diluncurkan pada 2019, catatan pengguna di Jawa Tengah menjadi yang terbanyak ketiga nasional dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024 atau pertumbuhan 41,96% secara tahunan year on year (YoY).

“Secara volume transaksi Jawa tengah menjadi yang terbanyak kelima secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87% YoY,” kata dia.

Untuk pertumbuhan merchant, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna atau tumbuh 16,29 YoY.

Nita melanjutkan, pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%.

Segmentasinya UMKM tersebut, kata Nita, terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME).

“Sebaran terbanyaknya di kota Semarang 243,58%. Untuk volume transaksi terbanyak juga di Kota Semarang 73,38 persen,” kata dia.

Lebih lanjut, Nita mengajak masyarakat untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai.

“Kanal QRIS benefitnya atau manfaatnya banyak. QRIS juga dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu. Saat ini QRIS masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” kata dia.

Diaz Abidin