SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sahabat dekat ungkap keseharian GRO, seorang Pelajar kelas XI SMKN 4 Semarang yang tewas ditembak polisi karena disebut anggota gangster.
Fajar Septian, siswa kelas XI jurusan Teknik Otomotif SMKN 4 Semarang mengatakan, GRO merupakan sahabat baik kesehariannya.
Dia mengaku saling kenal dengan GRO sejak sama-sama masuk anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).
Sosok GRO dikenalnya sebagai pribadi yang baik, tidak neko-neko, dan tidak suka buat keonaran.
“Kalau di Paskibraka (dia) aktif. Sering juga lucu-lucuan. Nggak nakal juga, baik orangnya,” kata dia di SMKN 4 Kota Semarang, Selasa 26 November 2024.
Atas klaim Polrestabes Semarang yang menyebut GRO sebagai anggota gangster, Fajar tidak percaya sama sekali.
“Dia nggak pernah ikut, saya malah teman dekatnya. Lihat kesehariannya dia bagaimana,” kata dia.
Fajar juga menolak bila GRO, disebut sebagai ‘kreak’ sebutan warga Semarang terkait sosok orang-orang yang suka buat keonaran di tengah masyarakat.
“Dia orangnya baik-baik. Nggak pantas disebut kreak. Memang dia suka main motor, (sebatas) modif-modif (modifikasi) doang, bukan ngedrag (balapan liar),” kata dia.
Sebagai orang yang cukup dekat dengan korban, Fajar terakhir kali bertemu saat Sabtu 23 November 2024 siang hingga sore.
“Sabtu kemarin, waktu main kita di dekat rumah. Saya sama keluarganya juga dekat. Kalau bercerita, biasanya ngobrolin tentang keseharian saja misalnya pulang sekolah mau kemana. Kalau main biasanya kita mabar sama mengerjakan tugas sekolah,” ucap dia.
Akan tetapi, kata Fajar, GRO tidak bercerita akan beraktivitas di luar rumah pada malam harinya, hingga kejadian perkara pada Ahad 24 November 2024 dini hari.
“Saya syok waktu denger itu (meninggal). Tiba-tiba sudah dapat informasib meninggal. (Saya) dengar kabar meninggal itu Minggu sore,” kata dia.
Kronologi
Seperti diketahui sebelumnya, peristiwa penembakan oleh kepada tiga pelajar SMKN 4 Semarang disebut oleh kepolisian di sekitar perumahan Paramount, Se.arang Barat.
Peristiwa itu mengakibatkan seorang pelajar meninggal terkena tembakan, dan dua lainnya terluka.
Sebelumnya Kapolrestabes Kota Semarang, Irwan Anwar mengklaim, GRO merupakan anggota gangster yang hendak tawuran dengan gangster lainnya.
Dia menyebut, pada saat bersamaan ada anggota Polrestabes Semarang yang melintas karena hendak pulang ke rumah.
Anggota polisi tersebut, kata Irwan, berusaha melerai tawuran.
Akan tetapi, versi dia, anggotanya justru diserang dan harus melepaskan tembakan hingga mengakibatkan GRO meninggal dunia, dan dua lainnya terluka.
Publik bertanya-tanya ada kejanggalan terkait peristiwa versi polisi itu lantaran dianggap tidak terbuka ke publik.
Lebih-lebih, pihak sekolah juga meragukan keterlibatan GRO menjadi anggota gangster karena merupakan anggota paskibraka yang berprestasi.
Diaz Abidin