WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Penanganan masalah Rumah Tidak Layak Huni (Ritilahu) di Kabupaten Wonogiri, dilaporkan telah berhasil dituntaskan. Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Wonogiri, Purwadi, menyatakan, Tahun 2024 tertangani sebanyak 2.216 unit.
”Dengan mendasarkan data Tahun 2019, maka saat ini problem Rutilahu di Kabupaten Wonogiri telah berhasil tertuntaskan,” jelas Purwadi saat menyampaikan laporan pada acara Sosialisasi dan Penyerahan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Acara ini digelar di Pendapa Kabupaten Wonogiri, ditandai pula dengan penyerahan dana stimulan BSPS kepada perwakilan warga.
Acara sosialisasi tersebut diikuti sebanyak 1.300 hadirin, termasuk di dalamnya sebanyak 1.000 penerima bantuan Rutilahu dari 33 desa/kelurahan di 14 wilayah kecamatan. Juga hadir Kepala Balai Penyediaan Perumahan Wilayah-3 yang diwakili Antin Yulianti, Bupati Joko Sutopo, Wakil Bupati Setyo Sukarno, Pj Sekda FX Pranata, para Pimpinan OPD terkait dan 14 Camat.
Antin Yuliantin, menyatakan, pada Tahun 2024 ini institusinya membantu pemugaran Rutilahu sebanyak 16 ribu unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.110 unit untuk kabupaten Wonogiri. ”Wonogiri menerima jumlah yang paling banyak. Sebab ada kabupaten yang hanya mendapatkan sebanyak 15 unit saja,” tandas Antin. Masing-masing unit mendapatkan bantuan stimulan Rp 20 juta. Bila kemudian Wonogiri berhasil memugar 2.216 unit, itu membanggakan.
Wakil Bupati Setyo Sukarno dalam sambutannya, menyatakan, awalnya pada Tahun 2019 di Kabupaten Wonogiri ada sebanyak 25.002 unit Rutilahu. ”Insha Allah, pada Tahun 2024 ini bisa tertuntaskan,” tegasnya.
Kemiskinan
Penuntasan itu terwujud, karena banyak lembaga yang ikut berkontribusi, seperti Pemerintah Pusat melalui BSPS mebantu sebanyak 1.110 unit, Kementerian Sosial 20 unit, Pemerintah Provinsi melalui Bantuan Keuangan Pemerintah Desa mengalokasikan untuk 876 unit, Pemerintah Kabupaten Wonogiri sebanyak 128 unit. Juga didukung adanya bantuan keuangan dari CSR, BAZNAS dan PMI sebanyak 82 unit.
Bupati ‘Jekek’ Joko Sutopo tampil menyampaikan sambutannya dengan cara dialogis, yakni berjalan kesana-kemari untuk menyapa langsung para penerima bantuan Rutilahu. Sesekali diteriakkan yel-yel secara gegap gempita. Setiap Bupati menyapa: ”Sugeng siang.” Dijawab serentak oleh hadirin: ”Halo Mas Jekek.”
Disebutkan, awal memimpin Wonogiri dihadapkan dengan tingginya angka kemiskinan masyarakat. ”Waktu itu mencapai 13,15 persen, berada di peringkat tiga urutan dari bawah di Provinsi Jateng,” ujarnya.
Selama dua periode menjadi Bupati Wonogiri, angka kemiskinan berhasil diturunkan menjadi 10 persen. ”Tapi bapak ibu, masa jabatan saya di periode kedua hanya 3,5 tahun, bukan 5 tahun, itu pun selama 2 tahun tidak dapat membangun karena ada pandemi Covid-19,” tutur Bupati.
Masalah kemiskinan, perumahan, pendidikan dan kesehatan, menjadi prioritas penanganan. Termasuk pemberian beasiswa untuk kuliah, program sekolah gratis dan seragam sekolah secara suma-cuma. Berkaitan ini, hadirin minta itu dapat dilanjutkan. ”Siapa yang setuju dilanjutkan angkat tangan,” kata Mas Jekek yang disambut semua hadirin mengangkat tangannya.(Bambang Pur)