blank
Aktivitas alat berat mengangkut limbah bonggol jagung di storage area PT Semen Gresik pabrik Rembang. Foto: Humas SG

REMBANG (SUARABARU.ID) – PT Semen Gresik mencatat pencapaian signifikan dalam upaya keberlanjutan lingkungan dengan berhasil meningkatkan penggunaan energi alternatif atau alternative fuel untuk substitusi energi panas atau Thermal Substitution Rate (TSR) sebesar 2% per bulan Oktober ditahun 2024.

Dengan hal ini, PT Semen Gresik yang merupakan anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, konsisten dalam upaya mengalihkan sebagian besar kebutuhan energi dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, seperti biomassa, limbah B3 dan tenaga surya.

“Saat ini, perusahaan memanfaatkan limbah seperti sekam padi, tongkol jagung, oli bekas, majun bekas, Filter PPU bekas, limbah plastik, limbah medis dan limbah kulit tas. Selain itu, juga terpasang sebanyak 30 panel solar cell atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas total 14,55 kWp (kilowatt peak),” jelas Senior Manager of Communication & CSR PT Semen Gresik, Sulistyono.

Dengan melakukan substitusi bahan bakar utama melalui bahan bakar alternatif, kata Sulistyono, perusahaan berusaha untuk mereduksi emisi gas rumah kaca, emisi udara, hingga efisiensi energi.

Selain fokus pada energi panas, juga mencatat pengurangan penggunaan listrik yang signifikan. Pada tahun 2022, konsumsi listrik tercatat sebesar 86,05 kWh per ton semen. Angka ini berhasil diturunkan menjadi 78,79 kWh per ton semen pada tahun 2023. Penurunan ini menunjukkan efisiensi energi yang terus dioptimalkan oleh perusahaan.