Bangun berarsitektur Jawa ini dibangun pada zaman pemerintahan Adipati Tejakusuma I, Adipati Kadipaten Lasem yakni. Sejarah berdirinya Masjid Jami Lasem mempunyai keterkaitan dengan masuknya agama Islam dan sejarah kota Lasem.
Selain Masjid Jami, uniknya Lasem, di sini banyak kita dapati jejak Cina dengan peninggalan berupa kelenten dan bangunan-bangunan dengan arsitektur khas Cina.
Warga muslim hidup berdampingan dengan warga Khonghucu, Kristen, dan Katolik. Mereka hidup rukun saling dukung saling bantu. Maka, Lasem dikenal sebagai tujuan wisata toleransi.
Tetapi, datang ke Rembang tentu saja tidak hanya sekadar menyaksikan keindahan bangunan kuno yang unik, terutama bangunan-bangunan peninggalan bercorak Cina, bukan hanya kelenteng, tetapi juga rumah tinggal.
Roemah Oei
Salah satunya ialah Rumah Oei di di jalan Jatirogo, tak jauh dari Masjid Jami Lasem. Selain menikmati eksotika bangunan kuno khas Tiongkok, pengunjung bisa menikmati sajian kuliner di sini.
Halaman depan rumah utama digunakan sebagai kedai kopi dengan berbagai macam pilihan menu seperti varian jus, es dawet, es buah, wedang jahe, kentang goreng, nugget goreng, soto kemiri dan masih banyak pilihan menu lainnya.
Sembari menikmati hidangan, kita memandang ornamen-ornamen khas negeri Cina yang menghiasi sudut-sudut bangunan ini. Ada pintu kayu berukiran huruf Cina, dan aneka pernak-pernik lainnya.
Teras rumah yang sudah berdiri sejak tahun 1818 ini melebar panjang. Pintu utama masuk terbuat dari kayu berwarna coklat dengan ukiran kanji tiongkok berwarna emas. Warna coklat itu serasi dengan empat jendela yang mengapitnya.
Di bagian depan Rumah Oei merupakan tempat untuk bersantai dengam menyajikan berbagai kuliner. Suasananya teduh karena rindang dengan pohon mangga di bawahnya. Bagian halaman rumah ditata meja-meja. Saat berkunjung ke tempat ini, muda mudi nampak asyik bercengkrama sembari menikmati pesanan mereka.