blank
Bagian depan Roemah Oei, kita pesan kopi lelet dan sajian kuliner lainnya. Foto: kibrispdr.org, Rumah Oei Lasem Koleksi No. 25.

Roemah Oei adalah menjadi tujuan wisata Sejarah, pusat seni, budaya dan sekaligus menikmati sajian kuliner di Lasem.

Masih kokoh

Pemilik Roemah Oei pada awalnya adalah Oie Am yang lahir pada tahun 1798 di Tiongkok. Meskipun bangunan ini berdiri sejak 1818 rumah ini masih terlihat kokoh. Kayu-kayunya pun masih sama sejak dua abad lalu. Lantainya terakota berlapis semen, sangat sederhana dan khas Cina kuno di abad 19-an.

Teras Roemah Oei melebar panjang. Pintu utama masuk terbuat dari kayu-kayu berwarna coklat dengan ukiran kanji Tiongkok berwarna emas. Warna coklat itu serasi dengan empat jendela yang mengapitnya. Demikian pula prabotan yang melengkapi semua masih asli. Bangku-bangkunya rotan juga lemari masih kokoh dan sangat terawat dengan baik.

Sementara itu di bagian dinding terpasang foto-foto tua yang sudah kusam. Ada juga potongan kebaya encim milik Tjioe Nio, istri Oei Am yang dibingkai dengan serapi mungkin.

Roemah Oei juga bisa untuk penginapan. Di belakang rumah itu terdapat bangunan-bangunan dengan banyak kamar untuk disewakan pada siapa saja yang berkunjung di Lasem.

“Tempat yang nyaman untuk menikmati Lasem dan nuansa pecinaan-nya. Disini terdapat kafe yang menawarkan berbagai menu khas Rembang dan museum mini yang berisi pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kebudayaan Tionghoa yang berkembang di Indonesia. Cocok untuk dinikmati bersama teman-teman atau keluarga,” kata Diyah, pengunjung Roemah Oei.

Kisah Keluarga Oei

Ada juga cerita tentang Roemah Oei kenapa penerusnya bukan anak laki-laki dari Oei Tiong Djioe. “Sejak Oei Tiong Djioe meninggal hingga ayah saya meninggal tahun 2001, tidak ada pembicaraan mengenai rumah ini,” kata Oei Ling Hiem atau Himawan Winata, 53 tahun, Putera Oei Bie Ing.

Menurut Him, waktu itu sekitar 2002-2003, Oei Bie Kiem yang sekarang berusia 88 tahun, anak ke-4 Oei Tiong Djioe, mengambil rumah itu.

Oei Bie Kiem yang menikah dengan marga Oei lainnya, Oei dari Yogyakarta, lalu melimpahkan kepemilikan rumah kepada anak ke-2, Oei Lee Giok atau Grace Widjaja, generasi ke-7 marga Oei di Lasem.