blank
Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Sriyono (ketiga dari kiri menghadap lensa) memberikan penjelasan tentang pembetukan fraksi dan alat kelengkapan (Alkap) Dewan masa jabatan 2024-2029.(SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – PDI Perjuangan Wonogiri, menjadi Partai Politik (Parpol) pemenang pertama Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Ini memiliki peluang untuk berperan layaknya ‘Gajah Gedhe Menang Tandinge’ (Gajah Besar Menang Pertandingan).

Dalam posisinya sebagai Parpol peraih kursi terbanyak, yakni sebanyak 27 (54 persen) dari 50 anggota di DPRD Kabupaten Wonogiri, PDI Perjuangan mampu menempatkan anggotanya untuk menduduki jabatan ketua di semua Alat Kelengkapan (Alkap) Dewan. Yakni mulai dari Ketua DPRD, Ketua di semua komisi (ada 4 komisi), Ketua di Badan Anggaran (Banggar), Badan Musyawarah (Bamus), Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) dan Ketua Badan Kehormatan.

Sukses PDI Perjuangan di lembaga parlemen Wonogiri, akan mengantarkan posisi Parpol berlambang Kepala Banteng Mocong Putih ini, berperan untuk mewarnai peran strategis di lembaga legislatif selama 5 tahun ke depan. Yaitu menjadi kekuatan politik yang memegang dominasi mayoritas.

Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Sriyono SPd, Kamis (24/10/24), menyampaikan hasil pembentukan Alkap masa jabatan 2024-2029 kepada para awak media. Ikut mendampingi, Wakil Ketua DPRD Surya Suminto (Fraksi Partai Gerindra Plus PAN), bersama Ketua Fraksi PDI Perjuangan merangkap Ketua Bapemperda), Gimanto SH, Ketua Komisi-2 Supriyanto, Ketua Badan Kehormatan Sutoyo dan Anggota Bapemperda, Ari Sumantri serta Plt Seretaris Dewan (Sekwan) Edhy Tri Hadiyantho..

Menurut Sriyono, wajar bila ada kesan Gajah Gedhe Menang Tandinge. ”Kalau sampai Gajah Gedhe kalah tandinge, itu namanya oon,” jelasnya. Kemenangan PDI Perjuangan di parlemen Wonogiri, karena didukung perolehan kursi terbanyak, yakni sebanyak 27 dari 50 kursi yang ada. Untuk diketahui, Partai Golkar hanya 7 kursi, PKS (5 kursi), Gerindra (4), PAN (3), PKB dan Demokrat masing-masing 2 kursi.

Asia Tenggara

Meski memenangi secara mutlak, tapi Sriyono memberikan penegasan bahwa tidak akan terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas. ”Itu nanti dapat dicek. Tidak ada tirani minoritas,” tandas Sriyono. Itu karena terikat sumpah janji untuk bertindak seadil-adilnya, dalam memberikan pelayanan kepada rakyat,

Kepada Anggota Legislatif non-PDI Perjuangan, Sriyono, berharap dapat menyampaikan aspirasinya secara kritis dan lebih keras. ”Kami tidak pernah mengurangi hak dan kewajiban pada semua anggota Dewan,” tegasnya.

Sebagai Parpol peraih kursi terbanyak di DPRD Wonogiri, PDI Perjuangan tidak dapat semena-mena dalam memperjuangkan aspirasi dari masyarakat pemilihnya. Sebab, ada regulasi yang menyeleksi usulan aspirasi. ”Seleksi dilakukan oleh pihak ketiga yang netral, yakni dari Perguruan Tinggi UNS Sebelas Maret, dengan mempertirmbangkan skala prioritas dan selaras dengan visi misi kepala daerah,” ujar Sriyono.

Itu artinya, tidak semua aspirasi yang dibawa oleh Fraksi PDI Perjuangan tidak menjamin pasti dapat direalisasikan. Banyak aspirasi yang disampaikan DPRD Wonogiri, tapi hanya sekitar 11 persen saja yang dapat direalisasikan dengan dana APBD.

Pada bagian lain, Ketua DPRD Wonogiri Sriyono, menjelaskan, untuk Tahun 2025 legislatif yang dipimpinnya masih menganut pola efisiensi anggaran, dengan mengedepankan kinerja cerdas. ”DPRD Wonogiri menjadi lembaga legislatif yang paling efisien se Asia Tenggara,” ujarnya. Hal ini berkaitan erat dengan penurunan anggaran belanja DPRD Wonogiri pada APBD 2025, turun sebesar Rp 3,8 miliar.(Bambang Pur)