KUDUS (SUARABARU.ID) – Upaya menarik suara warga Nahdliyin nampaknya mewarnai kontestasi Pilkada Kudus 2024. Salah satunya adalah kemunculan gerakan Ijo Royo 2 yang menyerukan agar warga Nahdliyin Kudus mendukung paslon nomor 02 Hartopo-Wahib.
Seruan tersebut mencuat dalam acara yang dikemas dalam doa bersama dan deklarasi gerakan Ijo Royo 2 yang digelar di aula Yayasan Arwaniyah Kudus, Jumat (18/10) malam.
Acara yang diikuti ratusan peserta tersebut dihadiri langsung oleh Cabup Hartopo dan Cawabup Mawahib juga dihadiri oleh sejumlah kiai dan tokoh NU seperti Rais Syuriah PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani maupun Ketua Tanfidz PCNU Kudus KH Asrofi Masyito.
Tak hanya itu, sejumlah pimpinan Banom NU juga hadir seperti Ketua GP Ansor Kudus Arif Mustain serta sejumlah aktivis NU lainnya.
Koordinator gerakan Ijo Royo 2, KH Alamul Yaqin atau yang akrab disapa Gus Alamul mengatakan gerakan yang diinisiasi oleh kader penggerak nahdliyin menyusul situasi politik Pilkada Kudus yang kurang simpatik dan cenderung memanas.
Yang dimaksud adalah adanya klaim-klaim sepihak dari paslon lain terhadap para romo kiai NU maupun NU secara keorganisasian.
“Atas situasi ini, kami mengisiasi gerakan ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwasanya kader-kader penggerak nahdliyin maupun romo.kiai menyerukan untuk mendukung kemenangan paslon 02 Hartopo-Wahib,”kata Gus Alamul.
Gus Alamul juga menyebut sejumlah nama romo.kiai NU yang memberikan dukungan atas gerakan ini seperti KH Ulil Albab Arwani yang merupakan Rais Syuriah PCNU Kudus.
Selain itu, banyak kiai lainnya yang dalam kesempatan tersebut mengirimkan putra putrinya untuk ikut serta dalam gerakan Ijo Royo 2.
Menurutnya, dukungan terhadap paslon 02 tersebut, dengan alasan bahwa Hartopo sampai saat ini juga merupakan pengurus PCNU Kudus. Sementara, Mawahib sebagai pasangannya juga merupakan kader NU yang cukup aktif dan mengikuti berbagai proses pengkaderan secara berjenjang.
Namun demikian, Alamul menegaskan bahwa gerakan Ijo Royo 2 ini bukan merupakan tim sukses. Gerakan Ijo Royo lebih sebagai gerakan moral bagi warga Nahdliyin.
Ali Bustomi