JEPARA (SUARABARU.ID)- Siswa SDN 2 Bangsri bernama Nahnumi Thiakal Laisya berhasil menjadi juara I bercerita menggunakan bahasa jawa dengan dialek Jeparanan di Museum R.A Kartini Jepara, Selasa (15/10/2024).
Lomba yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara dalam rangka Hari Museum Nasional 2024 ini meliputi peserta tingkat Sekolah Dasar ( SD) sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan Sekolah Menengah Atas ( SMA) sederajat.
Dari 22 peserta tingkat Sekolah Dasar ( SD) sederajat hanya 3 yang dipilih menjadi juara, yakni juara Tiga diraih oleh Aizar Raka Al Fatih dari SD UT Bumi Kartini, Juara Dua diraih Oleh Seisya Ainun Azalia dari SDN 9 Panggang dan Juara pertama diraih oleh Nahnumi Thiakal Laisya dari SDN 2 Bangsri.
Kepada suarabaru.id, gadis yang akrab disapa Nahnumi ini mengaku bersyukur dan gembira dengan meraih juara pertama lomba mendongeng dengan bahasa Jawa.
“Tentunya saya sangat bersyukur dan senang bisa mengikuti lomba ini dan bisa mendapat juara pertama, ini akan saya hadiahkan kepada orang tua dan sekolahanku, matur suwun”, ungkap Nahnumi.
Leny Prasetyowati (44 tahun) orang tua dari Nahnumi, juga menyampaikan ” Saya sangat mendukung kegiatan lomba yang mengangkat dan melestarikan bahasa daerah”. katanya.
Perlu kita ketahui, Di era modern dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, anak usia dini sudah memegang gadget dan sarana informasi dapat diakses secara luas, baik lewat internet ataupua Media sosial.
Anak-anak terkontaminasi dari apa yang mereka lihat setiap harinya melalui gadget, dan akhirnya hampir semuanya menggunakan percakapan sehari hari bercampur aduk, ada yg menggunakan bahasa indonesia, inggris bahkan bahasa korea.
Leny menambahkan, “Lomba bercerita dengan bahasa jawa ini, mesti digaungkan agar semua sekolah bisa mengikutinya, guna melestarikan dan lebih mencintai bahasa daerah kita,karena meskipun kita yang tinggal di Jepara sekalipun, kadang tidak tahu kalo Jepara memiliki dialek khas Jepanan ” Tandasnya.
Sarannya, “Kedepan Pemerintah Kabupaten Jepara membuat terobosan agar lomba pelestarian budaya seperti ini bisa menjadi daya minat oleh anak-anak sekolah, agar bahas daerah asli Jepara tidak tergeser atau hilang diganti dengan bahasa lain”, ucap Leny.
ua