“Masyarakat yang hidup dalam perbedaan dapat tetap harmonis jika kita saling menghargai. Setiap keyakinan dan kepercayaan harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab, tanpa harus menyinggung atau merugikan pihak lain,” tandasnya.

Dalam tausiahnya, Ia juga mengutip salah satu riwayat Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan semua lapisan masyarakat, terlepas dari latar belakang agama.

“Nabiyullah Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda, jika ada seseorang yang berbeda agama disakiti, maka itu sama saja dengan menyakiti beliau. Ini adalah pesan penting tentang kerukunan yang diajarkan oleh Rasulullah,” jelas Gus Huda.

Gus Huda juga menyentuh tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern dalam menjaga kerukunan, terutama di era digital dan media sosial yang sering kali menjadi pemicu perpecahan.

Menurutnya, teknologi memang membawa banyak kemudahan, tetapi juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga harmoni sosial.

“Dalam era digital ini, sering kali kita melihat perdebatan yang memanas di media sosial, yang jika tidak dikelola dengan bijak, bisa berujung pada perpecahan. Sebagai masyarakat yang beradab, kita harus belajar untuk tidak mudah terpancing dengan provokasi atau informasi yang belum tentu benar,” paparnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya literasi digital dan bagaimana masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menyikapi berbagai isu yang muncul di dunia maya.

Menurutnya, setiap individu memiliki tanggung jawab moral untuk tidak menyebarkan kebencian atau informasi yang dapat memecah belah.

“Kerukunan di dunia nyata harus tercermin juga di dunia maya. Jangan sampai perbedaan pandangan di media sosial membuat kita lupa akan pentingnya menjaga kerukunan di tengah masyarakat,” lanjutnya.

Pesan yang disampaikan Gus Huda dalam tausiahnya tidak hanya relevan secara umum, tetapi juga sangat spesifik dalam konteks Pemilihan Wali Kota Semarang 2024.

Ia menekankan bahwa perbedaan pilihan politik harus disikapi dengan dewasa dan tidak boleh menjadi sumber perpecahan di masyarakat.

“Kita boleh berbeda pilihan politik, tetapi jangan sampai perbedaan itu merusak persaudaraan dan kerukunan di antara kita. Dalam kontestasi politik, yang paling penting adalah menjaga integritas, sikap sportif, dan yang terpenting menjaga kerukunan sesama warga,” jelasnya.

Ia berharap bahwa Pemilihan Wali Kota Semarang 2024 dapat berjalan dengan damai dan masyarakat tetap bersatu meskipun ada perbedaan pilihan. Menurutnya, para pemimpin yang terpilih nantinya harus mampu menjadi contoh dalam menjaga kerukunan dan persatuan di Kota Semarang.

“Kita semua tentu berharap agar Semarang tetap menjadi kota yang harmonis dan damai, tidak hanya dalam masa pemilihan ini, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita semua berperan aktif dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat,” tutupnya.

Hery Priyono