Di puncak Jabal Rahmah terdapat Tugu Putih banyak coretan tangan dari pengunjung. Di sini, banyak jemaah berdoa dan menulis harapan mereka. Foto: Ning S

Mengutip dari buku “Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul” oleh Ahmad Hawassy, Jabal Rahmah juga disebut sebagai lokasi khutbah terakhir Rasulullah, yang menegaskan kesempurnaan agama Islam melalui Surat Al-Maidah.

Namun, tidak ada petunjuk langsung dari Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa jemaah haji atau umrah harus naik ke Jabal Rahmah, meskipun kunjungan ke sana bukanlah larangan. Mengunjungi tempat ini dianggap sah untuk tujuan ziarah atau memperdalam pengetahuan tentang sejarah.

“Pada hari Arafah, semua doa dikabulkan, bukan hanya permohonan untuk jodoh, namun juga untuk segala harapan lainnya,” kata Fathurrahman.

Diketahui, Jabal Rahmah memiliki sejarah mendalam dalam Islam. Bukit ini menjadi simbol kasih sayang dan pengampunan, serta lokasi di mana wahyu terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW saat wukuf.

“Keistimewaannya terletak pada makna spiritualnya, banyak jemaah percaya bahwa doa yang dipanjatkan di sini, terutama pada hari Arafah, sangat mustajab. Selain itu, tugu di puncaknya yang dihiasi tulisan harapan pengunjung menjadi pengingat pentingnya rekonsiliasi dan cinta,” ungkapnya.

Meski tidak ada perintah langsung dari Rasulullah untuk mengunjunginya, sambungnya, banyak yang melakukannya untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman spiritual.

Ada waktu terbaik untuk mengunjungi Jabal Rahmah, adalah saat pagi atau sore hari. Pada waktu-waktu ini, cuaca biasanya lebih sejuk dan pemandangan lebih indah. Selain itu, hindari musim hujan agar pengalaman berkunjung lebih nyaman. Jika ingin menghindari keramaian, sebaiknya kunjungi di luar musim liburan.

Ning S