KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen menyayangkan ada upaya penggiringan para pedagang Pasar Pagi di Jalan Mayjen Sutoyo untuk kembali menempati Pasar Tumenggungan.
Menurut Bupati, penggiringan tersebut hanya dijadikan komoditas politik yang tidak realistis.Para pedagang juga dijanjikan akan dikembalikan ke Pasar Tumenggungan.
Namun Bupati bersyukur para pedagang pagi sepakat menolak karena mereka sudah dibangunkan tempat yang aman dan nyaman, tidak kehujanan dan kepanasan.
“Tadi kita menanyakan langsung ke para pedagang apakah betul mereka mau kembali ke Pasar Tumenggungan, mau hujanan-hujanan lagi, mau kebajiran lagi. Jawaban mereka nggak mau. Tetap maunya di tempat baru yang sekarang sedang kita bangun,”ujar Arif Sugiyanto saat bertemu para pedagang pasar pagi di Jalan Mayjen Sutoyo eks terminal angkutan, Rabu (18/9).
Menurut Bupati, orang-orang yang menghendaki pedagang Pasar Pagi pindah ke Pasar Tumenggungan mereka ingin pungli kembali merajalela di Kebumen. Sementara di tempat yang baru ini, pungli sudah tidak ada lagi. Masyarakat bisa berdagang tanpa tekanan dan intimidasi.
Bahkan saat ini Pasar Pagi Kebumen juga tengah dibangun lagi agar lebih representatif agar para pedagang lebih nyaman dan aman. Terutama penyediaan area parkir agar tidak macet atau mengganggu lalu lintas. Caranya dengan memundurkan kios yang berada di tepi jalan.
“Saya pastikan semua aset milik daerah itu gratis, termasuk kios Pasar Pagi nanti gratis. Hanya bayar retribusi sesuai regulasi yang ada. Saya sendiri sudah mendengar ada slentingan kios Pasar Pagi yang sedang kita bangun sudah ditawarkan Rp 100 juta untuk disewa. Saya pastikan itu tidak ada, kalau ada silahkan bisa lapor ke Bupati,”ucapnya.
“Jadi tidak ada jual beli kios, jual beli bangunan yang ada retribusi, dan itu sudah diatur dalam Perda,”tambahnya.
Bupati juga siap menurunkan retribusi kios pasar yang dinilai memberatkan para pedagang di tengah sepinya pasar tradisional. Pedagang yang merasa keberatan dengan kenaikan retribusi karena adanya Perda 2019, diminta mengajukan ke Pemda dengan menyertakan KTP sebagai syarat administrasi.
“Penurunannya bisa mencapai 50 persen, bila memungkinkan bisa sampai kita gratiskan, karena memang kita tidak mau memberatkan masyarakat. Mengingat banyak yang mengeluh saat ini kondisi pasar rakyat kian sepi, seperti halnya di tempat-tempat lain,”jelasnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pagi Yono Gunawan membenarkan ada tim sukses yang mendatangi para pedagang pasar pagi. Mereka melakukan pendataan para pedagang, dan meminta untuk memenangkan pasangan kepala daerah tersebut, dengan janji akan memindahkan pedagang Pasar Pagi ke Pasar Tumenggungan.
“Tapi kami menolak, kami tidak mau untuk dipindah ke Pasar Tumenggungan, karena di sini kita sudah aman dan nyaman. Kalau di sana nanti kita kehujanan lagi, udah gitu banjir dan banyak pungli. Terus terang kami menolak,”tukas Yono.
Yono turut menyayangkan para pedagang Pasar Pagi ditarik-tarik-urusan politik, khususnya Pilkada 2024. Pasalnya, dirinya tidak mau dibawa-bawa untuk kepentingan politik. Biarkan pedagang mencoblos calon sesuai dengan pilihannya.
Yono menilai apa yang telah dilakukan Pemkab Kebumen dalam hal ini Bupati sudah baik dalam merelokasi para pedagang pasar pagi dengan menyediakan tempat yang lebih layak. Ia pun memohon pedagang pasar lain untuk menyadari aktivitasnya terganggu karena pasar pagi masih dalam proses perbaikan.
“Kalau pedagang atau pembeli yang merasa ada yang terganggu itu wajar karena ini masih dalam proses pembangunan, nanti kalau sudah jadi pasti akan tampak rapi, dan kita berharap ke depan kita tidak dipindah-pindah lagi,”jelasnya.
Pembangunan Pasar Pagi ditargetkan selesai pada tahun ini. Adapun jumlah pedagang pasar sebanyak 800 orang.
Komper Wardopo