WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Rumah dapur milik Ny Saliyem (55) di Dusun Maharen RT 1/RW 8, Desa Joho, Kecamatan Praicmantoro, Kabupaten Wonogiri, Rabu petang (4/9/24) kemarin ludes terbakar. Ini merupakan musibah kebakaran yang Ke-53 kali di Kabupaten Wonogiri, selama 8 bulan lebih 5 hari terakhir ini.
Kepala Satpol-PP Kabupaten Wonogiri, Joko Susilo dan Kabid Pemadam Kebakaran (Damkar) Joko Prayitno melalui Koordinator Lapangan Siryanto Kembo, Kamis (5/9/24), menyatakan, tidak ada korban jiwa pada musibah kebakaran di rumah milik Ny Saliyem. Tapi menimbulkan kerusakan parah.
Pemadaman secara tuntas dilakukan oleh Regu Damkar dari Pos Wilayah (Powil) yang bermarkas di Ibukota Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Hal ini berkaitan erat karena lokasinya lebih dekat dijangkau oleh Damkar Poswil Baturetno, daripada dari Markas Induk Damkar di Kota Wonogiri.
Pemadaman berlangsung sampai dengan Pukul 17.00, dengan mendapatkan bantuan personel TNI dari Koramil dan Polsek Pracimantoro, Perangkat Desa, Relawan Prabu serta masyarakat.
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas. Diduga, disebabkan oleh api pembakaran sampah. Disebutkan, pelaku pembakaran sampah dilakukan secara tak sengaja oleh anak berkebutuhan khusus, yang menderita tuna wicara dan tuna rungu.
Tiupan Angin
Anak tersebut awalnya menyapu, maksudnya ingin membersihkan sampah. Ketika sampahnya terkumpul, secara iseng kemudian dibakar. Tapi karena ada tiupan angin, api berkobar dan membakar tumpukan bambu kering, sebelum kemudian membakar bangunan rumah dapur.
Warga yang berdatangan ke lokasi, kesulitan membantu memadamkan, karena di lokasi tidak tersedia air. Sementara kobaran api makin menjadi-jadi, membakar semua benda yang mengering di lokasi. Kobaran apinya, meluas dan membakar rumah dapur.
Pihak Damkar Pemkab Wonogiri, mencatat, sejak Bulan Januari sampai dengan awal Bulan September 2024 ini, telah terjadi kebakaran sebanyak 53 kasus. Terdiri atas kebakaran rumah warga sebanyak 15 unit, kebakaran kandang sebanyak 3 unit, kebakaran lahan kosong sebanyak 35 kali.
Kecamatan Wonogiri Kota, masuk wilayah kecamatan dengan jumlah kebakaran paling tinggi. Yakni sebanyak 21 kali, kemudian disusul Kecamatan Selogiri sebanyak 17 kejadian. Kepada masyarakat, diimbau untuk tidak sembrono memperlakukan api. Terlebih di musim kemarau puncak sekarang ini, yang menjadikan hampir semua mengering dan rawan kebakaran. Tujuannya, untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Sebab kebakaran yang selama ini terjadi, diawali oleh tindakan semborno. Masyarakat diseru untuk tidak membakar sampah. Kalaupun terpaksa membakar sampah, hendaknya ditunggui agar nyalanya terkendali.(Bambang Pur)