Oleh : H. M. Shohibul Itmam

Saat ini prosesi pemilihan  Bupati Jepara periode 2024-2029. Semua elemen masyarakat  terutama tokoh dan pihak yang berkepentingan berusaha meyakinkan pilihannya kepada publik supaya memperoleh dukungan maksimal yang akhirnya menjadi Bupati Jepara.

Ada dua nama yang sampai saat ini berpeluang menjadi Bupati Jepara periode 2024-2029, yaitu Nurrudin Amin  yang akrab disapa Gus Nung dan Witiarso Utomo atau Wiwid. Dua nama ini tentu yakin dengan dukungan dan strategi masing-masing akan terpilih dan bisa memikat hati masyarakat yang akan memilih.  Dalam literatur siapa yang akan dipilih masyarakat nanti untuk menjadi Bupati Jepara dapat dijelaskan antara lain kriteria berikut.

Pemilih biasanya mempertimbangkan kriteria seorang pemimpin yang bisa diproyeksikan untuk menjadi seorang pemimpin Jepara di masa kini dan yang akan datang. Bupati Jepara adalah seorang   dengan kepribadian yang memiliki jiwa kepemmpinan yang baik dalam memimpin jepara serta harus bersikap profesional dalam menjalankan tugas. Bupati terpilih nanti  adalah mereka yang benar-benar terbiasa mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan golongan atau perseorangan.

Pendek kata, untuk menjadi Bupati di Jepara perlu segudang pengalaman terbiasa tantangan tantangan di bidang ekonomi, politik, dan sosial kemasyarakatan. Bupati Jepara dipilih karena memiliki kecakapan memimpin yang prima tanpa menafikan potensi local yang ada. Jepara saat ini membutuhkan pemimpin yang efektif yang dapat menggunakan dan menggabungkan berbagai gaya leadership yang berbeda, yang berakar pada sejumlah elemen nilai-nilai, emosional, dan intelektual yang telah sedang dan akan terus berkembang di Jepara.

Dalam konteks memilih Bupati sebagai pemimpin Jepara, perlu menilik sebuah teori dari Goleman yang membagi gaya kepemimpinan menjadi enam macam, antara lain, Coercive (mampu memenuhi kebutuhan secara cepat), authoritative (memobilisasi masyarakat dengan visi), affiliative (mampu menciptakan harmoni dan membangun ikatan-ikatan emosional), democracy (membuat konsesus melalui partisipasi), pacesetting (meletakkan standar performa yang tinggi), dan coaching (membangun masyarakat demi masa depan yang lebih baik). Karakter demikian wajib dimiliki seorang kandidat Bupati Jepara karena akan mengemban tugas kepemimpinan dengan ragam seni, budaya dan potensi yang ada di Jepara.

Dapat dipertegas bahwa; pertama, seorang Bupati Jepara yang hendak dipilih adalah seorang elite politik yang memiliki tanggung jawab besar, memiliki pengetahuan luas serta paham seluk beluk kota Jepara. Dengan kompetensi demikian Bupati nantinya dapat merubah dan menata lebih cepat kemana arah Pembangunan di Jepara ini.

Kedua, Bupati Jepara diakui publik memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan informasi dengan baik dan mengkomunikasikannya dengan jelas, singkat, serta persuasive mengembangkan  keterampilan untuk menganalisis informasi yang kompleks sampai membuat keputusan yang tepat berdasarkan pendekatan secara logis sesuai dinamika Masyarakat Jepara yang unik.

Ketiga, Bupati Jepara adalah mereka yang mempunyai kehebatan dalam teori dan praktik, terkait  knowledge worker yang memiliki pengetahuan antardisiplin dan memiliki pengalaman, serta secara bersamaan menerapkan pengetahuan yang berasal dari beberapa bidang untuk memecahkan masalah yang biasa terjadi di Jepara.

Kriteria ketiga tersebut sangat mendesak bagi seorang Bupati di Jepara dengan se-abrek pekerjaan menata Jepara sebagai kota ukir dengan kompleksitas masalah dihadapi. Jadi, pencalonan diri sebagai Bupati tidak semata-mata ditentukan oleh banyaknya dukungan, uang, kuatnya mesin politik, tingginya kepercayaan diri atau ijazah tingkat apa yang dimilikinya tetapi juga benar-benar didasarkan pada evaluasi terhadap diri sendiri, dukungan emosional serta dukungan intelektual.

Dapat disarikan bahwa Bupati Jepara mendatang yang membawa kemajuan untuk semua golongan dalam semua bidang adalah mereka, figur yang dikampanyekan sesuai dengan kriteria wong nJeporo yang “Njeporoni” menuju Jepara yang moncer dengan identitas kota ukir.

Penulis adalah, H. M. Shohibul Itmam, Wakil Ketua LAKPESDAM PCNU Jepara , Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah dan Dosen Pascasarjana IAIN Kudus.