blank
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn., usai membuka pelatihan. Foto: Asrori

JEPARA (SUARABARU.ID) – Dalam upaya penanggulangan masalah gizi di Kabupaten Jepara, Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara mengadakan Pelatihan Kader Penyiapan dan Pembuatan Menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Lokal Tahap II. Pelatihan yang berlangsung pada 13-14 Agustus 2024 di Aula I DKK Jepara ini diikuti oleh kader/anggota PKK dari 191 desa, kecuali Karimunjawa.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn., menyampaikan bahwa pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi yang efektif dalam menangani masalah gizi, terutama pada balita dan ibu hamil. “Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kita tidak hanya meningkatkan status gizi, tetapi juga mendorong kemandirian pangan dan gizi keluarga secara berkelanjutan,” ujar Dr. Mudrikatun.

blank
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn., saat membuka Pelatihan Kader Penyiapan dan Pembuatan Menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Lokal Tahap II. Foto: Asrori

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia, memiliki potensi pangan lokal yang sangat besar. Namun, Dr. Mudrikatun mencatat bahwa pemanfaatan bahan pangan ini sebagai bahan dasar makanan tambahan masih belum optimal. “Kami berharap melalui pelatihan ini, para kader dapat memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menyelenggarakan PMT berbahan pangan lokal, yang dapat diterapkan langsung di komunitas masing-masing,” tambahnya.

Pelatihan ini menjadi bagian dari program penanggulangan masalah gizi yang didanai oleh anggaran bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program ini menyasar balita dengan kondisi weight faltering, wasting, underweight, serta ibu hamil yang berisiko mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Sasaran tersebut mencakup pemberian makanan tambahan selama 14 hingga 120 hari tergantung kondisi gizi yang dialami.

Dr. Mudrikatun menekankan pentingnya edukasi gizi yang disertai dengan dukungan ASI, kebersihan, dan sanitasi untuk mencapai perubahan perilaku yang signifikan di tengah masyarakat. “Kami percaya bahwa dengan melibatkan kader dari seluruh desa, kecuali Karimunjawa yang tidak mengirimkan perwakilannya, pelatihan ini akan menjadi langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan mandiri secara gizi,” tutupnya.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam penanganan masalah gizi di Kabupaten Jepara, dengan mengoptimalkan potensi pangan lokal yang melimpah

Hadepe-Asrori