JEPARA (SUARABARU.ID) – Sebanyak 40 peserta peningkatan kemahiran berbahasa Kabupaten Jepara mengikuti pelatihan kemahiran berbahasa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah kerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Jepara. Peserta pelatihan yang terdiri dari kepala sekolah, guru, dan pengawas serta tenaga kependidikan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berbahasa yang baik dan benar.
Pelatihan peningkatan kemahiran berbahasa Indonesia secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga, Ali Hidayat, S.Pd., M.M. pada hari Selasa, 6 Agustus 2024 di Aula Satu Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga.
Dalam sambutannya Ali Hidayat memompa semangat peserta dengan slogan Trigatra Bangun Bahasa, yaitu “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.” Hasil pelatihan ini diharapkan juga dibagikan agar kepada teman sejawat baik melalui komunitas belajar atau unit kerja masing-masing. Kegiatan yang difasilitasi oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah ini berlangsung selama 4 hari, yaitu mulai hari Selasa sampai hari Jumat, 9 Agustus 2024.
Kegiatan diawali dengan tes awal kebahasaan yang dikerjakan oleh peserta secara daring. Usai tes awal, Dr. Syarifudin, M.Hum., Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah memberikan pengantar tentang pentingnya kompetensi berbahasa khususnya guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan mengingat bahasa Indonesia sebagai bahasa penghela dalam dunia pendidikan.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah juga menyampaikan bahwa, balai bahasa memberikan kebijakan sebagai payung atau perlindungan dalam praktik berbahasa. Target yang diharapkan adalah adanya keteladanan, kedisiplinan, dan sikap positif oleh pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mencapai peningkatan mutu yang bermartabat dan bermanfaat.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan pengalaman berbahasa bagaimana menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak yang tercengang. Ternyata selama ini peserta sering menggunakan ejaan yang salah dalam praktik berbahasa tulis maupun lisan. Bagi sebagian besar peserta hal ini adalah pengalaman baru yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada hari kedua, peserta mendapatkan pembekalan tentang penulisan kalimat efektif. Contoh-contoh penggunaan kalimat tidak efektif banyak ditemukan. Misalnya penulisan “Parkir Guru”, “Area Bebas Rokok”, dan masih banyak lagi yang tidak memenuhi ciri kelugasan, ketepatan, kejelasan, kehematan, kesejajaran, dan kelogisan. Secara lebih mendalam materi hari kedua yang disampaikan oleh Ika Inayati, M.Li. ini membedah tentang penulisan surat dinas. Bagaimana penulisan kepala surat yang benar, tanggal surat, alamat surat, serta isi surat dengan kalimat yang efektif. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti sesi ini karena banyak sekali hal yang perlu dibenahi dalam penulisan surat dinas di unit kerja masing-masing.
Pada hari ketiga, peserta pelatihan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia di Kabupaten Jepara mendapatkan sosialisasi tentang UKBI. UKBI merupakan standar uji kemahiran berbahasa Indonesia menurut tingkatannya. UKBI setara dengan TOEFL yang dilakukan pada kemampuan berbahasa Inggris.
Pada hari ketiga ini peserta juga mengikuti simulasi UKBI secara daring. Pada simulasi UKBI peserta hanya melakukan uji paket 1 yang meliputi kemahiran mendengarkan, ejaan kebahasaan, dan membaca. Hasil skor dari simulasi UKBI menunjukkan predikat peserta. Dalam sosialisasinya Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyampaikan bahwa UKBI dapat diikuti secara umum namun berbayar. Kecuali diikuti oleh mahasiswa yang hanya membayar 30% dari harga semestinya. Berbeda dengan peserta didik yang diberikan fasilitas gratis mengikuti UKBI secara kolektif. Sasaran UKBI bagi peserta didik inilah yang dijadikan program oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dalam Giat UKBI Adaptif Merdeka.
Puncak dari kegiatan pelatihan Peningkatan Kemahiran Berbahasa Indonesia di Kabupaten Jepara ini adalah dilaksanakannya Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia atau disingkat UKBI oleh 40 peserta. UKBI dilaksanakan dalam durasi yang ditentukan dengan mengujikan tiga kompetensi kemahiran berbahasa. Dalam pelaksanaan UKBI peserta dituntut memahami petunjuk mengerjakan dan menjawab pertanyaan dengan benar. Di sinilah peserta dituntut kecermatan, ketelitian, dan kecakapan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pada akhir sesi pelatihan, peserta diharapkan melakukan kegiatan diseminasi atau praktik baik di lingkungan sekolah atau unit kerja masing-masing. Selain itu peserta juga dapat mempublikasikan hasil pengalaman belajarnya dengan membagikan konten pengalaman berbahasa Indonesia yang baik dan benar di media sosial.
Hadepe – M. Mustajib Soffan