PEMALANG (SUARABARU.ID) – Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah Menulis Geguritan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Pemalang.
Kegiatan yang berlangsung di aula SMP Negeri 2 Pemalang ini dilaksanakan selama dua hari pada Senin-Selasa (22-23 Juli 2024) dan diikuti oleh 50 siswa SMP di Kabupaten Pemalang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Ismun Hadiyo, S.Pd.SD., mengatakan, pihaknya mendukung program revitalisasi bahasa daerah yang dilaksanakan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Pelestarian bahasa daerah pada era sekarang sangat diperlukan karena generasi muda, khususnya siswa sekarang cenderung kurang tertarik menggunakan bahasa Jawa.
“Bahasa Jawa yang digunakan di daerah Pemalang berbeda-beda. Antara Pemalang barat, timur, dan tengah saja sudah berbeda. Oleh karena itu, kita kaya akan dialek bahasa Jawa, yang ini harus kita lestarikan,” ujar Ismun, Selasa (23/7/2024).
Ismun menyatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah karena salah satu program literasi sekaligus revitalisasi bahasa daerah dilaksanakan di Kabupaten Pemalang. Bimbingan menulis untuk siswa SMP di Kabupaten Pemalang ini diharapkan akan meningkatkan literasi di kalangan siswa SMP.
Ismun berharap para siswa peserta bengkel kreatif mengikuti kegiatan tersebut dengan bersemangat. “Pada kesempatan ini siswa kami mendapatkan bimbingan menulis geguritan. Diharapkan literasi para siswa juga akan meningkat, sekaligus sebagai upaya pelestarian bahasa daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin mengatakan, bahwa Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah merupakan salah satu program Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah berkaitan dengan revitalisasi bahasa daerah (RBD). Program RBD sebagai upaya pelindungan bahasa daerah menjadi salah satu program unggulan Badan Bahasa bersama Balai Bahasa, selain program literasi dan penginternasionalan bahasa Indonesia.
“Kegiatan Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah ini diharapkan dapat mendukung pembelajaran bahasa dan sastra Jawa di sekolah di Pemalang. Para siswa harus terus didorong untuk mau menggunakan dan bangga berbahasa Jawa,” ujar Syarifuddin.
Syarifuddin menambahkan bahwa para siswa harus dapat lebih mengenal dan mencintai bahasa dan sastra daerah di daerahnya. Bahasa di dunia ini memiliki kedudukan yang sama. “Kita tidak boleh malu menggunakan bahasa daerah kita. Berbahasa harus sesuai dengan konteks, di mana kita berada, kapan, dalam situasi apa, sarana yang formal atau nonformal, dan lainnya,” tuturnya.
Ketua Panitia Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah, Agus Sudono, menambahkan, peserta kegiatan ini adalah perwakilan dari 46 SMP negeri dan swasta di Kabupaten Pemalang. Mereka merupakan perwakilan siswa yang tergabung dalam organisasi sekolah, seperti organisasi siswa intrasekolah (OSIS), palang merah remaja (PMR), Pramuka, kelompok ilmiah remaja (KIR), kelompok pencinta alam, dan kelompok aktivis keagamaan.
Adapun narasumber dalam kegiatan adalah Kusnadi, Siti Prihatin, dan Astu Sriyaningsih, praktisi dan pendidik di Pemalang, serta Duta Bahasa Jawa Tengah.
“Para narasumber membimbing para siswa SMP untuk mengenal geguritan, kemudian siswa praktik menulis, dilanjutkan narasumber membedah tulisan mereka. Kegiatan yang digelar secara luring tersebut akan dilanjutkan dengan bimbingan secara daring pada dua kali pertemuan, sampai para siswa itu dapat menghasilkan karya geguritan,” kata Agus.
Ning S