blank
18 Juli 2024, 10:46 WIB Bidan Desa Keyongan mengunjungi salah satu pasien yang mengalami penyakit chikungunya. Bidan Desa Keyongan mengunjungi salah satu pasien yang mengalami penyakit chikungunya. Foto: Dinas Kesehatan Grobogan.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Puluhan warga Grobogan terserang penyakit chikungunya saat ini. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Anang Armunanto melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Djatmiko MAP, Kamis (18/7/2024) menjelaskan, penyebaran penyakit chikungunya ini terjadi di Desa Keyongan, Kecamatan Gabus.

Dokter Djatmiko menerangkan ada sekitar 51 warga yang mengalami penyakit chikungunya.

Penyakit chikungunya ini diderita oleh warga berusia 25-35 tahun sebanyak delapan orang, usia 36-45 tahun sebanyak 20 dan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 23 orang.

“Kami sudah berkoordinasi dengan bidan desa setempat. Penyebarannya terjadi dari RT 9 dan RT 10 di RW 2 Desa Keyongan. Info terkini yang belum beraktivitas ada enam orang. Yang lainnya sudah sembuh tetapi masih merasakan pegal-pegal di tulang, ” ujar dr Djatmiko.

Gejala dan Penyebab

Dokter Djatmiko menjelaskan gejala penyakit chikungunya ini diawali dengan demam yang diikuti dengan ruam. “Setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, timbulnya penyakit biasanya terjadi empat sampai delapan hari kemudian, tetapi kisarannya bisa dua sampai 12 hari. Selain itu, penderita juga mengalami pegal-pegal atau nyeri pada sendi tulang, ” ungkap dr Djatmiko.

Dokter alumnus Universitas Islam Sultan Agung Semarang ini mengatakan, chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan ke manusia oleh nyamuk yang terinfeksi.

Penyakit ini disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). “Pasien yang terinfeksi tidak dapat menularkan virus secara langsung ke orang lain. Penyakit ini akan menyebar ketika nyamuk memakan seseorang dengan virus yang beredar dalam darahnya. Adanya nyamuk ini disebabkan adanya genangan air yang ada di tempat terbuka, ” tambah dr Djatmiko.

Pihaknya berpesan kepada masyarakat yang terkonfirmasi penyakit chikungunya ini agar tetap mengikuti pengobatan yang diberikan dokter dan juga menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Sementara itu, tindakan pencegahan dasar harus diambil oleh orang-orang yang bepergian ke daerah berisiko tinggi agar tidak terinfeksi penyakit chikungunya ini.

Beberapa langkah yang bisa dilakukan yakni menggunakan pakaian yang meminimalkan paparan kulit, menggunakan losion anti nyamuk, ruangan yang bersih, serta menggunakan kelambu di tiap rumah. “Yang paling penting untuk saat ini adalah hindari berpergian di daerah yang terdapat wabah penyakit chikungunya, ” ujarnya.

Tya Wiedya