Herybertus Budi, Marketing Division Head Nasmoco Group menanam Mangrove di pantai di Kawasan Industri Wijayakusuma, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Sabtu 13 Juli 2024. (Foto: Diaz Aza)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 2.024 tanaman Mangrove atau Bakau ditanam oleh Nasmoco melibatkan komunitas pengguna Raize, berkolaborasi dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), pegiat lingkungan, hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.

Bertajuk “Raize Up Your Environment!” masih dalam rangka HUT ke 63 Nasmoco, penanaman Mangrove dilakukan di KIW, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Sabtu pagi 13 Juli 2024. Kegiatan ini sekaligus menjemput “Hari Mangrove Sedunia” atau International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem setiap tanggal 26 Juli.

Herybertus Budi, Marketing Division Head Nasmoco Group mengatakan, pihaknya menyadari bila di wilayah pesisir ini Kota Semarang ini punya permasalahan abrasi sehingga perlunya penanaman Mangrove.

“Cukup banyak titik yang terdampak abrasi, salah satunya di kawasan industri  ini. Di mana kawasan industri menjadi satu bagian penting di wilayah ini yang punya juga tanggung jawab moral, termasuk Nasmoco,” kata dia.

Aksi sosial tersebut, dihadiri kurang lebih 50 anggota komunitas pengguna Raize seperti Raize Club Indonesia (RCI) Chapter Semarang, Raize Owner (RAIZER) Soloraya dan BRC Bregas Raize Community (Brebes Tegal Slawi) ambil bagian dalam event tersebut menggunakan sekitar 25 mobil Toyota Raize, yang didesain sebagai sport utility vehicle (SUV) ringkas dari Toyota itu.

Penanaman Mangrove yang digagas Nasmoco itu melibatkan banyak pihak, tanaman juga perlu terus dipantau dan dirawat. (Foto: Diaz Aza)

Di antara ombak-ombak tipis yang menepi di pantai, Nasmoco mengajak langsung komunitas untuk menanam Mangrove di pesisir yang terletak di KIW tersebut.

Seperti diketahui, Nasmoco Club menjadi wadah resmi komunitas pengguna mobil-mobil Toyota di Jawa Tengah dan DIY. Salah satunya komunitas pengguna Toyota Raize yang menyasar segmen pengguna berjiwa muda, aktif dan dinamis. Sejumlah kegiatan positif yang digelar oleh komunitas mobil termasuk Raize, seperti kopi darat atau ajang bertemu antar anggota, modifikasi mobil, jambore, touring hingga aktivitas sosial atau CSR.

President Director Nasmoco Group, Benny Redjo Setyono menambahkan, pelestarian kawasan hijau menjadi tanggung jawab semua pihak. Melalui kegiatan sosial ini serta melibatkan komunitas Toyota Raize, diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan berupa konservasi mangrove di kawasan pesisir agar keberadaan kawasan Mangrove ini tetap lestari.

“Selama ini program – program CSR Toyota Indonesia selalu berlandaskan pada 4 pilar yaitu lingkungan, pendidikan, keselamatan berkendara, dan pengembangan masyarakat/komunitas. Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat. Kami juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas partisipasi dan kontribusi semua pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, sejumlah perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lingkungan KIW, pemerintah daerah setempat, penggiat mangrove dan tentunya komunitas Toyota Raize atas terselenggaranya acara ini” kata dia.

Saat ini, salah satu kawasan hutan mangrove yang terus dijaga kelestariannya terletak di pesisir Kecamatan Tugu Kota Semarang. Penanaman mangrove ini juga sebagai upaya bentuk kesinambungan antara industri dengan alam untuk menciptakan ekosistem asri mangrove yang ada di lokasi KIW.

Pohon mangrove dipilih karena memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dioksida dari udara dan menjaga kualitas air di sekitarnya. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat berkembang biak bagi berbagai jenis fauna laut.

Jajaran Nasmoco, Komunitas Raize, serta kalangan undangan lain berfoto bersama usai turun langsung dalam penanaman Mangrove. (Foto: Diaz Aza)

Danang Agung Indarto Direktur Putra Wijaya Kusuma, sebagai anak usaha PT KIW bilang, ada 250 hektar luas lahan di PT KIW. Dari luasan itu ada sepanjang sekira 10 km garis pantai.

“Dari 100 persen lahan yang kami miliki, 30 persen luasannya untuk penghijauan dan sarana prasarana. Khusus penanaman Mangrove di pantai kami akui belum banyak karena baru berjalan dua tahun. Target kami nanti kita akan pengembangan Mangrove dari sisi Barat ke ke Timur. Kami usahakan semuanya dilindungi oleh Mangrove,” kata dia.

Kolaborasi penanaman Mangrove dengan Nasmoco, kata dia, disambutnya dengan baik, karena selaras dengan konsep industri yang sedang dilihat KIW.

“Kami gaungkan konsep Green Industrial . Jadi penghijauan ini merupakan salah satu upaya kami sebagai tanggung jawab industri untuk melestarikan lingkungan. Bahwa di sini ada hak-hak makhluk hidup ada hak air yang terkait dengan lingkungan. Nah ini coba kita bayar dengan cara penghijauannya kebetulan,” katanya.

Indriana Puspita Widyasari, Koordinator Konservasi Keanekaragaman Hayati Dinas Lingkungan Hidup kota Semarang mengatakan, supaya itikad baik itu terus berjalan.

“jadi tidak berhenti pada penanaman saja, namun bagaimana perawatannya. Karena abrasi menjadi persoalan serius. Belum lagi ada hutan Mangrove yang hilang,” kata dia.

Pihaknya, ingin selalu mendampingi kegiatan apapun untuk konservasi lingkungan di Kota Semarang. Baik dari kegiatan yang dilakukan mahasiswa, komunitas, pelaku industri, dan lain-lain.

“Harapan ke depan kami  ingin tidak berhenti sampai di sini. Nanti kita bisa bergandengan tangan,” kata dia.

Diaz Aza