blank
Lamine Yamal. Foto: uefa

blankOleh: Amir Machmud NS

AKHIRNYA, dia betul-betul menjadi cahaya. Seperti sepotong puisi saya, “Lamine Yamal” dalam BOLA-BOLA edisi 9 September 2023.

// cahaya bisa muncul dari mana saja/ kaukah terang itu, anak muda?/ benderang yang lahir dari lorong sejarah/ bisa saja tak ternyana…//

Dan, ketika Spanyol menundukkan Prancis 2-1 dalam semifinal Euro 2024 di Allianz Arena, Muenchen, 10 Juli lalu, tak pelak bocah berdarah campuran dari ayah berdarah Maroko dan ibu dari Guinea Ekuator itu menjadi pusat perhatian dunia.

Ya, Lamine Yamal menjadi pahlawan penyama skor ketika Spanyol tertinggal 0-1 dari Prancis. Dengan gerakan mengecoh Adrien Rabiot, dia mengirim bola dengan kaki kiri ke gawang Mike Maignan. Tendangan lengkungnya bersarang indah ke pojok atas kanan gawang Mike Maignan. Berkat impresivitasnya sepanjang laga, dia terpilih sebagai man of the match.

Anak muda kelahiran Esplugues de Llobregat alumni Akademi La Masia yang menjalani debut bersama Barcelona pada 29 April 2023 itu telah menjadi pemain kunci tim nasional La Furia Roja.

Pelatih Luis de la Fuente Castello memberinya tempat saat Spanyol menang telak 7-1 atas Georgia pada kualifikasi Euro 2024, 8 September 2023. Dia bermain mengesankan sebagai calon bintang. Debut ini menjadi lompatan prestasi buat Yamal yang sudah memperkuat Spanyol U-15.

Di Euro 2024 dia mengukir rekor sebagai pemain termuda yang tampil dengan usia 16 tahun 338 hari. Yamal mematahkan catatan pemain Polandia, Kacper Kozlowski yang berusia 17 tahun 246 hari di Euro 2020.

Rekor demi rekor kemudian dia bukukan, Di fase gugur, dengan usia 16 tahun 353 hari Yamal memperbarui rekor gelandang Inggris, Jude Bellingham saat mengalahkan Georgia 4-1.

Golnya yang bersejarah ke gawang Prancis menambah rekor di arena ini. Dia menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah — 16 tahun 262 hari. Yamal menumbangkan catatan pemain Swiss Johan Vonlanthen yang membobol gawang Prancis di Euro 2004 dalam usia 18 tahun 141 hari.

Dalam peta turnamen mayor, Yamal juga mengalahkan rekor Pele sebagai pemain termuda pencetak gol termuda saat berusia 17 tahun 244 hari di Piala Dunia 1958.

Perhatian de la Vluente
Pelatih nasional Luis de la Fuente memberinya perhatian khusus ketika Yamal masih berlatih di akademi. “Kami menemuinya di Spanyol. Dia andalan tim junior dan pesepak bola dengan kekuatan luar biasa, seolah-olah disentuh oleh tongkat sihir Tuhan. Dia berbeda…” (goal.com, 1 September 2023).

Pujian De la Fuente boleh jadi hiperbolik: “tongkat sihir Tuhan”, namun ketajaman naluri kepelatihannya menyiratkan ungkapan kegembiraan menemukan “perbedaan” yang dia butuhkan untuk menyusun berkeping puzzle Tim Matador.

Dalam perjalanannya, Lamine Yamal menoreh sejarah. Dalam usia 15 tahun 290 hari, ketika menggantikan Gavi pada menit ke-83 dalam laga melawan Real Betis di La Liga 2022, Barcelonistas tahu mereka bakal memiliki pahlawan baru.

Pelatih (waktu itu), Xavi Hernandez tahu bagaimana menyampaikan “kabar bahagia” kepada fans. Pada awal 2023 Yamal sudah ditampilkan sebagai starter. Dan, dia langsung menjanjikan perbedaan dalam permainan Blaugrana yang puluhan tahun bergantung pada eksepsionalitas Lionel Messi.

Yamal juga bermain impresif dalam turnamen Joan Gampar Trophy melawan Tottenham Hotspur, yang dimenangi Barcelona 4-3. Dia bahkan menjadi man of the match ketika menundukkan Real Villareal 4-3 dalam pertandingan reguler La Liga di Stadion De La Ceramica.

Ada yang istimewa dalam laga tersebut, Lamine Yamal secara khusus mendapat standing ovation dari suporter Villareal ketika digantikan oleh Ansu Fati menit ke-76, yang tentu mengekspresikan harapan besar orang-orang Spanyol bahwa La Furia Roja bakal mendapat amunisi baru.

Di Barcelona, bocah berusia 16 itu tak canggung bermain di tengah nama-nama besar Robert Lewandowski, Ilkay Guendogan, Frankie de Jong, dan Ferran Torres, juga dua wonderkid Gavi dan Pedri.

Dengan status sebagai penguak sejarah bagi Spanyol, De la Fuente bakal makin mempercayainya sebagai senjata utama di samping Dani Olmo, Nico Williams, Marc Cucurella, Nacho, Rodri, Mikel Oyarzabal, Joselu, atau Alvaro Morata. Sejauh ini, pelatih kelahiran Kota Haro itu menjaga Yamal dari kemungkinan ketergelinciran akibat pengaruh publisitas media.

Kini Lamine Yamal menjadi kunci penting bagi Spanyol untuk mengejar Piala Eropa ketiga setelah 1964, 2008, dan 2021. Kali ini, pada Senin dini hari (15 Juli) WIB, Pasukan De la Fuente akan bertarung dengan “Three Lions” Inggris yang mencanangkan tekad Football Coming Home.

Rekor sudah dibukukan, perbaikan catatan tentu masih dia kejar. Legenda Inggris, Gary Lineker menggambarkan, dengan usia yang masih 16, Yamal bergerak ke kualitas Maradona dan Lionel Messi.

Mengamati visi dan ketenangannya, gambaran Lineker itu tidaklah berlebihan…

Amir Machmud NS, wartawan suarabaru.id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah