Dalam pementasan semalam, di bagian atas kelir dipajang tulisan Ecce Ancilla Domini (lihatlah hamba perempuan) atau kabar suka cita. Ikut hadir dalam pementasan Wayang Wahyu tersebut, pengurus dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Wonogiri, para Romo, Pastur, umat Katolik, undangan dan masyarakat, Bersamaan itu, digelar pula bazar yang menjajakan aneka produk unggulan.
Sebagai dalang, Romo Handi mampu tampil menyajikan pagelaran wayang yang menyuguhkan aspek tontonan dan tuntunan. Sebagai tontonan, mampu memberikan hiburan segar kepada penontonnya.
Dalam episode gecul (jenaka), dilontarkan joke-joke lucu bernada plesetan yang menghibur. Seperti GBU diartikan Gak Boleh Utang, STNK (Setengah Tua Ning Kecil-kecil) untuk menyebutkan keberadaan para waranggananya, ucapan latihan ping sewidak rolas dilontarkan sebagai pengganti penyebutan angka 72.
Disajikan pula episode dialog Romo, Pastur bersama umat, untuk memberikan petuah dan penyampaian 10 perintah Tuhan. Diwejangkan pula agar tidak sombong, tidak termakan hoax, jangan baru senyum ketika sudah bahagia, jangan menunggu kaya untuk rela memberi.
Dalang Romo Handi, membeber resep sehat dalam kemasan 3P, yakni pikir, perkataan dan perbuatan sehat.Ini dibarengi makan dengan gizi seimbang, tidur cukup dan olahraga.
Dalam aspek hiburan, disajikan banyak tembang Gerejani yang Njawani, dibawakan secara bergantian atau bersama-sama oleh 6 waranggana. Seperti tembang Tamba Ati, Nyidhamsari, Lali Janjine, Sakjegke Kula Ndherek Gusti, Bila Roh Allah Ada. Dalang mengajak para penonton berdiri berjoget bersamaan saat tembang didendangkan.
Romo Handi yang mengaku belajar mendalang saat bertugas di Kroya, juga menyajikan aneka adegan sabet yang atraktif. Ini dilakukan pada saat perang tanding para pengikut Sri Yesus yang dipimpin Petrus, melawan bala prajurit Yahudi Pimpinan Marcus yang meringkus Yesus.
Juga disajikan adegan dramatis saat Yesus disiksa sampai dipancang pada tiang salib di Bukit Golgota dalam kemasan Jalan Salib.
Bambang Pur