Seorang peserta pelatihan tata boga DBHCHT Disnaker Perinkop UKM Kudus memamerkan roti buatannya. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Disnakerperinkop dan UKM Kudus menggelar pelatihan keterampilan tata boga bagi kalangan buruh rokok dan masyarakat sekitar. Aneka resep beragam kuliner diajarkan kepada para peserta sebagai bekal untuk menjadi wirausahawan baru.

Instruktur Pelatihan Pembuatan Roti dan Kue Erri Novita mengatakan, proses pelatihan masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Namun, para peserta pelatihan ada yang sudah mendapatkan orderan.

”Beberapa waktu lalu peserta memposting produk kue dan roti di media sosial. Kemudian ada yang tertarik membeli dan akhirnya dibuatkan oleh peserta,” katanya, Rabu (10/7).

Ia tak menampik peluang usaha di sektor roti dan kue begitu besar. Tidak terkecuali di Kabupaten Kudus.”Peluang usaha di dunia roti dan kue sangat menjanjikan. Apalagi Kabupaten Kudus ini kan bisa dibilang sebagai kota kuliner,” sambungnya.

Selama 15 hari pelatihan, ia meminta para peserta membuat berbagai ragam roti  dan kue. Yakni roti manis, roti pisang, sosis, pastry, dan lainnya.

Ia berpesan agar para peserta tidak takut untuk memulai usaha membuat roti dan kue. Selalu mengikuti tren perkembangan roti dan kue menjadi hal yang harus dilakukan peserta.

Senada, instruktur Tata Boga, Mira Farida Mutumanikam mengatakan, selama 15 hari dia mengajarkan berbagai menu makanan. Per harinya ada dua menu makanan yang dibuat terhitung mulai Jumat (14/6/2024) hingga Jumat (12/7).

”Kami ajarkan membuat masakan nusantara. Di antaranya soto lamongan, selad solo, takoyaki, roti maryam, nasi kebuli, dimsum, kue lumpur, dan lainnya,” katanya, Rabu (10/7).

Dia menambahkan, sebanyak 16 peserta yang terdiri dari keluarga buruh rokok maupun keluarga nonburuh rokok diajarkan membuat berbagai makanan mulai dari nol. Mulai dari bahan, proses masak, hingga penyajiannya.

”Misalnya cara membuat kebab, kami juga ajarkan cara membuat kulit kebabnya juga. Begitu juga beberapa waktu lalu ketika membuat mie ayam pelangi juga kami ajarkan cara membuat dari bahan-bahan alami,” sambungnya.

Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kudus, Jawa Tengah, Rini Kartika Hadi Ahmawati mengatakan, pelatihan dilakukan untuk mengurangi pengangguran di Kota Kretek. Ia berharap dari pelatihan yang sudah diselenggarakan, para peserta bisa membuka usaha sendiri.

”Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini mereka bisa mempraktikkan untuk membuka usaha,” imbuhnya.

Menurut Rini, program latihan kerja dengan anggaran Rp4,5 miliar yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten Kudus Tahun Anggaran 2024. Menurutnya, , pelatihan kerja tersebut guna meningkatkan keterampilan warga untuk bekal terjun ke dunia kerja maupun wirausaha.

“Di tahun 2024 pelatihan kerja tetap ada. Anggarannya Rp4,5 miliar yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT),” ujar Rini.

Program pelatihan keterampilan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 215/PMK.07/2021 yang mana penggunaan DBHCHT salah satunya digunakan untuk program Kesejahteraan Masyarakat melalui pelatihan keterampilan kerja.

Ads-Ali Bustomi