WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Inovasi pembelajaran tajwid yang dikenalkan Rosyid Muhammadi, dengan menggunakan Learning Management System (LMS) berbasis web, dinilai efektif dan mudah untuk belajar baca Alquran.
Sehingga, dari temuan ASN Penyuluh Agama Islam Kemenag Wonosobo ini, berkontribusi besar dan signifikan terhadap pembelajaran baca huruf Alquran di Wonosobo. Bahkan berhasil masuk dalam nomine 10 besar PAI Award 2024.
Rosyid Muhammadi, Senin (1/7/2024), menyampaikan, sejak Juni 2022 dirinya sudah mulai menginisiasi pembelajaran baca huruf Alquran untuk orang dewasa.
Setelah tiga bulan kemudian, dia baru mendirikan Akademi Waqtar, dengan model pembelajaran baca huruf Alquran online menggunakan setoran voice note whatsapp.
Dengan diterimanya metode ini, pada akhir 2023 pihaknya meluncurkan kembali program baru, yaitu inovasi pembelajaran tajwid menggunakan LMS berbasis web bagi santri Akademi Waqtar Wonosobo.
“Model pembelajaran ini terbukti sangat efektif dan mudah dipelajari teknologinya. Siapapun yang belajar membaca Alquran secara benar melalui metode LMS berbasis web, insya Allah bisa cepat lancar membaca Alquran sesuai tajwid dan mahrajnya,” ungkap dia.
Dikatakan Rosyid, misi dari pembuatan dan pengembangan metode ini, salah satunya adalah untuk terus mendorong batas-batas inovasi teknologi dan membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan pembelajaran Alquran secara digital di Indonesia.
Selama kurun waktu 2 tahun, sejak Akademi Waqtar ini didirikan, klaim Rosyd, telah menarik perhatian ratusan orang untuk terlibat aktif dalam programnya. Tercatat ada 595 orang yang terdaftar dalam database Akademi Waqtar.
Dia percaya, teknologi memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat, terutama dalam pembelajaran Alquran. Karena itu, visinya adalah untuk menciptakan solusi teknologi yang inovatif dan berkelanjutan yang dapat berkontribusi besar terhadap peningkatan kemampuan bacaan Alquran masyarakat.
Mudahkan Santri
Dengan adanya inovasi ini, Bupati Afif Nurhidayat turut mengapresiasi dan menyampaikan rasa bangganya atas ide dan dedikasi yang telah dilakukan Rosyid.
Dengan adanya pemanfaatan tehnologi ini, lanjutnya, tentu akan mempermudah dalam pembelajaran tajwid atau belajar baca Alquran yang tepat dan benar.
“Saya tertarik dengan inovasi ini. Pada saatnya saya akan datang langsung melihat pola pembelajaran yang ada. Karena ada pembelajaran yang offline juga. Ini sesuai dengan harapan dan impian saya,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut salah satu santriwati Akademi Waqtar yang juga Camat Kalikajar, Aldhiana Kusumawati, selain sebagai pengajar Rosyid juga berprofesi sebagai penyuluh agama Islam di Wonosobo.
Menurutnya, dia adalah pribadi yang visioner dan berkomitmen terhadap pembelajaran Alquran secara hybrid. Dengan dedikasi dan dukungan program-program berbasis digital telah berhasil membawa perubahan positif dan menginspirasi banyak orang di sekitarnya,
Semasa kuliah di bidang Sejarah Kebudayaan Islam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia sudah menunjukkan pribadi yang aktif berorganisasi, bahkan pernah menjabat sebagai Sekum DPD IMM DIY selama satu periode.
Setelah lulus pun dia pernah aktif di LSM Koling Wonosobo dan menjabat sebagai Manager Program Peningkatan Sumber Daya Masyarakat berbasis Hutan selama tahun 2000-2002.
“Sehingga, apa yang dikakukan saat ini tidak bisa dilepaskan dari semangat dan tujuan hidupnya untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsanya,” pungkas Aldhiana.
Muharno Zarka