Kerja kolaborasi
Dalam kesempatan ini, Rektor Intiyas juga mengajak perguruan tinggi yang hadir untuk berkolaborasi bersama memecahkan persoalan yang ada di masyarakat. Hal ini direspon positif oleh Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro yang menyebut bahwa inovasi akan berdampak jika ada kerja sama.
Sementara itu Rektor Universitas Katolik Parahyangan juga menekankan, bahwa saat ini yang dilakukan adalah riset yang memberikan daya dampak dengan melakukan transformasi dan inovasi. “Kami tidak bisa sendiri. Acara ini menguatkan kami bahwa sendiri itu tidak mungkin lagi,” katanya.
Hal sama juga ditegaskan Rektor UMY yang menyebutkan bahwa riset yang dilakukan bersumber pada permasalahan yang ada di masyarakat di bawah Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY. Dikatakannya bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak ada fungsinya jika hasilnya tidak bisa dirasakan oleh masyarakat.
Membuka Teras Rektor hari ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, B.A., M.B.A., hadir menyapa peserta secara online. Dalam sambutannya, menteri yang akrab disapa Mas Nadiem ini memberikan apresiasi postif atas inisiatif UKSW yang mengadakan GIHN sebagai ruang untuk mewadahi hasil dan produk yang lahir dari terobosan Merdeka Belajar.
“Kesempatan ini menjadi ruang untuk saling berbagi dan mengapresiasi berbagai capaian yang telah kita hasilkan bersama. Terlaksananya kegiatan ini, saya harapkan bisa menjadi momentum untuk menguatkan kita semua dalam mewujudkan gerakan Merdeka Belajar,” katanya.
Acara Teras Rektor juga dihadiri oleh pimpinan perguruan tinggi lainnya, antara lain Rektor Universitas Atmajaya Yogyakarta Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LLM, serta perwakilan dari Universitas Kristen Maranatha, Universitas Ngudi Waluyo, serta Politeknik Bisnis Digital Indonesia. Selain itu, acara ini juga diikuti oleh Pimpinan Fakultas serta Direktorat di UKSW.
Ning S