Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz saat membuka seminar regional "Menimbang Teknologi Pengelolaan Sampah Skala Kota" yang diadakan Forum Komunitas Antar Lembaga Keswadayaan Masyarakat (FKALKM) Kota Magelang., (Bag Prokompim, Pemkot Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz menekankan pentingnya disiplin masyarakat dalam mengelola sampah dan menerapkan pola hidup bersih. Dia ingin masyarakat Kota Magelang menjadi contoh baik dalam hal kedisiplinan masalah sampah.

Hal ini disampaikan Dokter Aziz saat membuka seminar regional “Menimbang Teknologi Pengelolaan Sampah Skala Kota” yang diadakan Forum Komunitas Antar Lembaga Keswadayaan Masyarakat (FKALKM) Kota Magelang di Pendopo Pengabdian, Rabu (19/6).

‘’Masalah sampah itu masalah habit. Yang ingin saya tekankan adalah pola disiplin masyarakat. (Kedisiplinan itu) saat ini belum tercapai,’’ dokter spesialis penyakit dalam itu.

Menurutnya, disiplin masalah sampah seharusnya menjadi gerakan bersama. Peralatan canggih tidak akan optimal, jika pola hidup bersih masyarakat tidak berjalan.

‘’Disiplin masalah sampah seharusnya jadi gerakan bersama. Alat sudah oke, semua oke, tapi pola hidup belum (berjalan) ya percuma,’’ tegasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Aziz, diskusi-diskusi juga dibutuhkan agar masyarakat disiplin pengelolaan sampah masing-masing.

Ketua Panitia Seminar Regional “Menimbang Teknologi Pengelolaan Sampah Skala Kota”, Teguh Hariyanto menjelaskan, seminar regional ini diselenggarakan dengan tujuan agar penyelesaian masalah sampah yang menjadi bahan tinjauan dapat diterapkan, guna mewujudkan kota yang zero waste dan circular economy (bebas sampah seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi).

‘’Agar pola pemecahan persampahan dengan menggunakan teknologi akan membuat masyarakat lebih memiliki sikap kepedulian terhadap penanganan sampah yang menghasilkan nilai ekonomi,’’ ujarnya.

Melalui seminar ini, diharapkan agar pengelolaan sampah perkotaan dapat menjadi hal yang menguntungkan (profitable), menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup. Selain itu, membantu bergulirnya pergerakan “mechanism” pasar hasil dari pengelolaan sampah oleh masyarakat dan industri.

‘’Bahwa dengan persoalan sampah yang dihubungkan dengan teknologi diharapkan dapat teratasi. Pilihan teknologi pengelolaan sampah yang tepat guna sesuai dengan keadaan budaya sosial di masyarakat wilayah perkotaan,’’ jelasnya.

Menurutnya, dengan adanya sinergi dengan beragam teknologi, maka pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah perkotaan akan lebih mudah.

Sebagai informasi, peserta seminar di antaranya para akademisi, pegiat dan perkumpulan peduli lingkungan hidup dari PKK, Bank Sampah, IUWASH, TPS-3R, Orari, HIPMI dan lainnya.

Hadir juga para pejabat Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Perikanan dari Kabupaten Magelang, Semarang, Salatiga, Boyolali, Purworejo, Kebumen, Wonosobo, Temanggung, Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul.(prokompimkotamgl)