JEPARA (SUARABARU.ID) – Di tengah semangat memajukan kualitas kesehatan dan produktivitas pekerja perempuan, Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara menyelenggarakan kegiatan koordinasi TIM Pembina GP2SP (Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif), Rabu 19 Juni 2024 yang berlangsung di aula I Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara
Acara yang penuh antusias ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan visi kesehatan yang menyeluruh bagi pekerja perempuan di Kabupaten Jepara.
Dalam sambutannya, Dr. Mudrikatun menyampaikan, “Kesehatan pekerja perempuan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama. Melalui GP2SP, kita berupaya menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga mendukung kesehatan fisik dan mental para pekerja perempuan.” ujarnya
Dr. Mudrikatun menyampaikan bahwa peningkatan kesehatan tenaga kerja memang terbukti dapat meningkatkan produktivitas kerja. “Survei menunjukkan bahwa pekerja yang makan makanan sehat memiliki kinerja 25% lebih baik, pekerja yang rajin berolahraga minimal 30 menit 3 kali/minggu memiliki kinerja 15% lebih baik, dan pekerja yang sehat lebih jarang sakit sehingga angka ketidakhadiran lebih rendah 27%,” jelasnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa 10% pekerja lebih giat bekerja jika diberikan makanan yang sehat, dan 14% lebih giat bekerja jika diberikan waktu beristirahat yang cukup. “Data ini menunjukkan bahwa investasi dalam kesehatan pekerja bukan hanya berdampak positif pada kesejahteraan individu, tetapi juga pada produktivitas dan efisiensi perusahaan,” tegas Dr. Mudrikatun.
Menanggapi isu-isu yang dihadapi pekerja perempuan, Dr. Mudrikatun menambahkan bahwa jumlah pekerja perempuan yang tinggi memerlukan perhatian khusus. “Waktu kerja yang panjang sering kali menyebabkan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, dan desain serta kondisi lingkungan kerja yang belum berorientasi gender juga menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.
Beliau juga menyoroti bahwa pekerja perempuan sering kali tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk menyusui atau memerah ASI. “Secara anatomis, perempuan lebih rentan terhadap penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja, seperti menstruasi, kehamilan, dan menyusui, yang memerlukan perhatian khusus,” tambahnya.
Lebih lanjut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Dr. Mudrikatun, S.SiT, SKM, MM.Kes, MH, Bdn, mengungkapkan bahwa tujuan utama program ini adalah meningkatkan status kesehatan pekerja perempuan agar dapat mencapai produktivitas kerja yang maksimal.
Dr. Mudrikatun menjelaskan, “Program GP2SP adalah sebuah upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha untuk menggalang kesadaran, peran, dan kepedulian dalam memperbaiki kesehatan pekerja perempuan. Kami yakin bahwa dengan kesehatan yang baik, produktivitas pekerja perempuan akan meningkat secara signifikan.”
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai perusahaan di wilayah Kabupaten Jepara, di antaranya PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia – Jepara Factory (SAMI JF) yang diwakili oleh 2 orang, PT. Kanindo Makmur Jaya diwakili oleh 2 orang, PT. Bomin Permata Abadi diwakili oleh 2 orang, PT. Formosa Bag Indonesia – Jepara diwakili oleh 2 orang, dan PT. Jiale Indonesia Textile diwakili oleh 2 orang.
Selain perusahaan, kegiatan ini juga dihadiri oleh Satuan Pengawas Tenaga Kerja (Satwasker) Wilayah Pati, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jepara, Kepala BPJS Kesehatan, Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Darma Wanita Persatuan, Ketua Fatayat, Kepala Apindo, dan Kepala SPSI.
Kegiatan ini menyoroti lima arah kebijakan utama RPJMN 2020-2024 dalam bidang kesehatan, yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi dengan menekankan pada penurunan kematian ibu dan bayi serta peningkatan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana; percepatan perbaikan gizi masyarakat yang fokus pada penurunan stunting sebagai salah satu prioritas kesehatan nasional; peningkatan pengendalian penyakit yang meliputi pengendalian penyakit menular dan tidak menular guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat; pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan mengembangkan lingkungan hidup sehat dan menguatkan promosi Germas; serta penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan yang mencakup peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, dan efektivitas pengawasan obat dan makanan.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Enny Widiastuti, S.KM, dari Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam paparannya, Enny menyampaikan data terkini mengenai pekerja perempuan di Indonesia, sebagaimana ditampilkan dalam gambar berikut. Dengan total penduduk Indonesia mencapai 267 juta jiwa, terdapat 133 juta angkatan kerja, dan 127 juta di antaranya adalah pekerja. Dari jumlah tersebut, 46,2 juta atau 36% merupakan pekerja perempuan, dengan pembagian sektor informal dan formal masing-masing sebanyak 73 juta (57%) dan 53 juta (42%).
Enny Widiastuti, S.KM, menambahkan bahwa di Jawa Tengah terdapat 22.417 perusahaan yang mempekerjakan pekerja perempuan, dengan jumlah mencapai 606.109 orang atau 55,5% dari total pekerja, sedangkan pekerja laki-laki berjumlah 485.880 orang atau 44,5%. Data ini menunjukkan pentingnya peran perempuan dalam sektor ketenagakerjaan dan perlunya perhatian khusus terhadap kesehatan mereka.
Enny juga menekankan pentingnya pelayanan kesehatan di tempat kerja untuk mendukung pekerja perempuan, khususnya dalam usia produktif (WUS) 15-49 tahun. Pelayanan ini mencakup kualitas ANC, kelas ibu hamil, P4K, 10 T, kesiapan SDM, obat, sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, serta akses yang memadai.
Sementgara itu narasumber dari DKK Jepara, Hadi Wibowo, S.Kep. Ners. MM. Subkor Kesling, menekankan pentingnya optimalisasi kesehatan lingkungan kerja. Ia menyampaikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang telah berhasil meraih penghargaan Mitra Bhakti Husada (MBH) sejak tahun 2021.
Pada tahun 2021, penghargaan MBH diterima oleh PT Hwa Seung Indonesia (HWI), disusul oleh PT Parkland World Indonesia (PWI) pada tahun 2022, dan PT Kanindo Makmur Jaya 1 pada tahun 2023. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas upaya mereka dalam menerapkan program kesehatan kerja yang komprehensif.
Hadi Wibowo berharap pada tahun 2024, perusahaan lain seperti PT Sami, PT Kanindo Jaya Makmur (Factory 2), PT Boomin Permata Abadi, PT Formosa Bag Indonesia, dan PT Jiale Textile Indonesia dapat meraih penghargaan yang sama. “Implementasi program kesehatan kerja yang komprehensif, termasuk pemeriksaan kesehatan rutin bagi karyawan dan penyediaan fasilitas kesehatan di lingkungan kerja, sangat penting untuk diwujudkan,” ujarnya.
Penghargaan Mitra Bhakti Husada (MBH) merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan kerja. Dengan adanya penghargaan ini, diharapkan dapat tercipta kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di seluruh sektor industri di Kabupaten Jepara.
Dengan demikian, tidak hanya kualitas hidup pekerja yang meningkat, tetapi juga produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara terus mendorong perusahaan-perusahaan untuk menjadikan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai prioritas utama.
Dalam sesi diskusi, para peserta aktif berbagi pengalaman dan strategi dalam mengimplementasikan kebijakan kesehatan di lingkungan kerja masing-masing. Kehadiran lintas sektor ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dan komitmen bersama dalam upaya meningkatkan kesehatan dan produktivitas pekerja perempuan di Jepara.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara telah merumuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari kegiatan GP2SP yang diselenggarakan hari ini. RTL ini mencakup beberapa langkah strategis yang akan diimplementasikan dalam beberapa bulan ke depan.
Langkah pertama adalah persiapan pembentukan TIM GP2SP di perusahaan-perusahaan pada minggu pertama dan kedua bulan Juli 2024. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap perusahaan memiliki tim khusus yang bertanggung jawab dalam mengelola program kesehatan pekerja perempuan.
Selanjutnya, asesmen kegiatan GP2SP akan dilakukan pada minggu ketiga dan keempat bulan Juli 2024. Asesmen ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas program yang telah berjalan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
Setelah asesmen, penyusunan rencana kegiatan GP2SP akan dilakukan pada minggu ketiga dan keempat bulan Juli 2024. Rencana ini akan mencakup langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas pekerja perempuan di masing-masing perusahaan.
Rekapitulasi hasil asesmen akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan pada akhir minggu keempat bulan Juli 2024. Data ini akan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan lebih lanjut dan penyempurnaan program.
Terakhir, pelaksanaan evaluasi keseluruhan kegiatan akan dilakukan untuk menilai dampak dari program GP2SP secara menyeluruh. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga untuk perbaikan program di masa mendatang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara berharap bahwa RTL ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan program serupa demi terwujudnya Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan program serupa demi terwujudnya Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
Hadepe – Asrori