Prajurit Patangpuluhan saat bertugas mengawal bokor yang berupa uborampe penjamasan. Foto: rudyrian

DEMAK (SUARABARU.ID)– Iring-iringan prajurit Patangpuluhan yang mengawal Adipati Demak dan uborampe penjamasan pusaka, menarik perhatian publik, sebagai puncak acara grebeg besar, Senin (17/6/2024). Dari Pendapa Kabupaten Demak hingga Makam Sunan Kalijaga, atau sepanjang 3 km, mereka menyaksikan prosesi adat ini.

Iring-iringan prajurit Patangpuluhan ini merupakan bagian dari agenda tradisi prosesi penjamasan pusaka Kanjeng Sunan Kalijaga. Event ini juga telah menjadi agenda wisata seni dan budaya secara tahunan, yang digelar di Kabupaten Demak, setiap 10 Dzulhijjah.

Prosesi diawali penyerahan bokor, yang berisi kembang setaman sebagai uborampe penjamasan oleh Adipati Bintoro Demak (Bupati Demak Eisti’anah-red), kepada Ki Lurah Tamtomo, untuk segera dibawa menuju Kadilangu.

BACA JUGA: Polres Sembelih Hewan Qurban Sapi dan Kambing, Daging Dibagikan ke Warga Blora

Dengan dikawal prajurit pilihan berjumlah 40 orang, selanjutnya bokor diserahkan kepada sesepuh atau ahli waris Kanjeng Sunan Kalijaga, sebagai uborampe atau perlengkapan berziarah dalam prosesi penjamasan pusaka.

Dalam iring-iringan prajurit Patangpuluhan itu, Bupati bersama Forkopimda dan pejabat lainnya, ikut dengan mengenakan busana adat Jawa. Untuk wanita memakai kebaya, dan pria menggunakan beskap. Rombongan kemudian menaiki dokar menuju makam Sunan Kalijaga, untuk selanjutnya melaksanakan ziarah.

Pada iring-iringan itu, juga menampilkan Barongan Cahyo Utomo, Hadroh Zahrol Ulum Madinah, Rebana Nurun Nabi, Carnival Silvi, Drumband Dadung Awuk, Tari Keprajuritan, Rebana MAN Demak, serta Barongan Kademangan.

BACA JUGA: Pompanisasi untuk Menyelamatkan Tanaman Padi

Prosesi penjamasan pusaka dalam acara Grebeg Besar Demak 2024, berlangsung khidmat. Foto: rudyrian

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Demak, Endah Cahya Rini menyampaikan, rombongan Forkopimda beserta pejabat lainnya, berhenti di gapura Makan Kanjeng Sunan Kalijaga dan melaksanakan ziarah.

Kemudian iring-iringan prajurit Patangpuluhan yang dipimpin Ki Lurah Tamtomo dan Prawiro Tamtomo, langsung menuju Pendapa Notobratan, untuk menyerahkan uborampe kepada pihak ahli waris Kanjeng Sunan.

Sebelumnya, pada Minggu (16/6/2024) malam, juga telah di berangkatkan iring-iringan tumpeng songo dari Pendapa Kabupaten menuju Serambi Masjid Agung Demak. Namun untuk tahun ini, lanjut Endah, selain tumpeng songo juga ada gunungan hasil bumi sebanyak 90.

BACA JUGA: Cegah Judi Online, Kapolres Kudus Gelar Razia HP Anggotanya

”Total keseluruhan ada 99, yang bermakna Asmaul Husna. Intinya, ini untuk berbagi berkah kepada seluruh masyarakat di Demak,” kata Endah.

Disampaikan juga, di Kasepuhan Kadilangu juga dilaksanakan tradisi ancakan yang merupakan sedekah Kasepuhan Kadilangu, untuk para peziarah di malam Idul Adha.

Nasi ancak sendiri adalah sebuah menu khusus yang hanya disajikan setahun sekali, yaitu berupa nasi putih, dengan urapan daun mengkudu, serta lauk ikan asin bakar. Sedangkan cara penyajian nasi ancak biasanya menggunakan daun jati, dengan alas anyaman bambu.

”Biasanya ada sekitar 300 bungkus nasi. Namun khusus untuk tahun ini, membuat nasi ancakan sebanyak 521 buah, sesuai dengan usia Kabupaten Demak yang ke-521. Sehingga ancakan ini juga kami daftarkan di Museum Rekor Indonesi (Muri),” pungkasnya.

Rudy