Rektor UMK Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si saat menyampaikan sambutannya dalam acara Dies Natalis UMK ke-44. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Universitas Muria Kudus (UMK) merayakan Dies Natalisnya yang ke-44 dengan tajuk “Merajut Kualitas Berlandas Integritas” yang ditandai dengan Sidang Terbuka Senat Dies Natalis yang ke-44 Universitas Muria Kudus di Gedung Auditorium UMK, Rabu (12/6).

Dalam sambutannya, Rektor UMK, Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si. menyampaikan komitmennya dalam meraih UMK Unggul. Menurutnya, UMK Unggul tidak dapat diraih dengan persiapan singkat, tetapi perlu ada desain yang harus tersistem.

Sehingga, semua pejabat struktural, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa harus mengimplementasikan budaya mutu dalam menjalankan tugasnya. Atara lain, memahami tujuan mutu sebagai bagian yang melekat, bukan tugas tambahan.

Menjalankan tupoksi sesuai dengan acuan (standar mutu) dan juga menjalankan siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan standar),” tegas Rektor.

Selain itu, semua pejabat struktural, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa juga harus menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab.

“Bersedia dievaluasi dan bersedia melakukan tindak lanjut, serta bersedia merekam bukti pendukung pelaksanaan mutu,” jelasnya.

Sementara itu, Pj Bupati Kudus sekaligus Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemdikbud Ristekdikti RI, Dr. Muhammad Hasan Chabibie, S.T., M.Si. mengungkapkan, di momen Dies Natalis UMK yang ke-44 ini besar harapan kami UMK kedepan akan menghasilkan sumber daya mausia yang berkualitas, mengingat lamanya lembaga pendidikan (UMK) ini berdiri.

“Tentu untuk melakukan itu semua kita harus melakukan restopektif, melihat kondisi hari ini dilapangan seperti apa, perkembangan teknologi, pemanfaatan artificial intelligence (AI), dan bahkan terhadap banyaknya fenomena-fenomena yang hari ini sudah bergeser (seperti tugas-tugas manusia yang diambil alih oleh kecerdasan buatan, Red),” jelasmya.

Lebih lanjut, Hasan menambahkan, di era sekarang ini juga akan memungkinkan semua perguruan tinggi untuk bisa bersinergi dan membangun jejaring.

“Sekarang sudah ada sister school, sister city, sehingga  mungkin juga kita membuat sister university, antara UMK dengan kampus yang lain yang tentunya memiliki komitmen yang sama. Ditambah, skema pentahelix sebagai pola berjejaring secara maksimal, seperti misalnya antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, kemudian masyarakat, serta media,” urainya.

Menutup statemennya, Hasan Chabibie mengingatkan, diusia UMK yang sudah sematang ini hendaknya terus melakukan learning organization.

“Dan hal ini haruslah dilakukan oleh semua komponen, mulai dari pihak rektorat, dosen, mahasiswa, serta semua stakeholder yang terkelola di Universitas Muria Kudus,” pungkasnya.

Ali Bustomi