Ia juga menceritakan perjalanan penuh suka dan duka dalam mempersiapkan kompetisi ini. “Sukanya adalah rasa kebersamaan dan persaudaraan yang luar biasa di antara anggota. Dari latihan seksional, menyiapkan kostum, hingga belajar make-up bersama. Beberapa anggota yang mengikuti lebih dari satu kategori tetap sukacita menjalani latihannya,” bebernya.
Menghadapi tantangan waktu yang semakin dekat, tim Voice of SWCU dan Lentera Kasih memanfaatkan Konser Pre-Kompetisi pada 2 Mei lalu untuk evaluasi dan memperbaiki performa mereka. “Motivasi utama kami adalah memuji dan memuliakan Tuhan untuk sesama. Kejuaraan adalah bonus indah dari Tuhan,” kata Juanita Theresia.
Dukungan dari pimpinan dan dosen-dosen UKSW juga sangat berarti bagi kesuksesan ini. “Biaya, izin kuliah, dan fasilitas sangat didukung dengan baik,” tambahnya.
Keberhasilan ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Voice of SWCU dan Lentera Kasih saat ini sedang mempersiapkan diri di berbagai ajang lainnya. Agenda mereka meliputi Lomba Paduan Suara Mahasiswa Nasional (LPSMN) di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado pada 1-5 Juli 2024, Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Jawa Tengah di UKSW pada 25 Juni 2024, Tokyo International Choral Competition (TICC) di Harumi, Tokyo pada 24-28 Juli 2024, dan Pesparawi Mahasiswa Nasional (Pesparama) di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, NTT pada 29 September hingga 5 Oktober 2024.
Target mereka adalah tampil yang terbaik, memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi anggota, serta mengharumkan nama UKSW di kancah nasional dan internasional.
Penyelenggaraan 11 tahun Sapta Gita Choral Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi momen penting untuk memupuk rasa kebersamaan dan persaudaraan diantara para peserta. Dengan tema “Whispering the Harmony from Dusk till Dawn”, festival ini berhasil menyampaikan pesan harmoni dan kerja sama yang abadi, dari senja hingga fajar.
Ning S