JEPARA (SUARABARU.ID)- Salah satu tradisi budaya di Kabupaten Jepara adalah festival Perang Obor. Sebuah festival yang menampilkan perang api (obor) dengan menggunakan blarak atau pelepah daun kelapa yang dibakar membara.
Kemudian satu sama lain saling saling beradu dan saling memukul menggunakan pelepah daun kelapa yang terbakar tersebut. Konon, ada ramuan khusus bagi pemain perang obor sehingga kulitnya tidak merasa panas saat terkena kobaran api obor.
Salah satu pemain perang obor, Yanto Petruk (51) mengatakan jika bermain perang obor memberikan keseruan dan bentuk ekspresi rasa syukur kepada sang pencipta.
“Bermain sejak 2003 lalu, tidak pernah merasa kapok. Sekarang mulai diteruskan ke anak saya,” ujarnya.
Warga asli Desa Tegalsambi itu mengaku tidak pernah mendapatkan luka serius akibat sabetan api. Ia menjelaskan apabila terluka hanya perlu mengoles minyak pusaka yang tersedia di rumah petinggi. Konon, luka bakar akan cepat sembuh dan tidak terasa sakit.
Tradisi turun menurun yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ini digelar secara rutin pada hari Senin Pahing atau malam Selasa Pon bulan Dzulhijah atau saat Sedekah Bumi Desa Tegalsambi.
Festival yang digelar di Perempatan Desa Tegalsambi, Senin, (20/5/2024) itu menarik antusias warga lokal, nasional, hingga mancanegara. Hadir dalam even tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Jepara H. Edy Supriyanta, jajaran Forkopimda Jepara, dan pimpinan perangkat daerah.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati secara khusus memerintahkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika untuk membranding Perang Obor sebagai ikon pariwisata Jepara.
“Festival ini memiliki makna sebagai ritual untuk tolak bala dari roh-roh jahat, serta ungkapan rasa syukur masyarakat Tegalsambi,” ucapnya.
Edy juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk melestarikan, mengembangkan, serta mengenalkan tradisi dan nilai-nilai luhur sejarah serta budaya lokal.
“Kalau boleh nanti Perang Obor ini kita tampilkan juga di lokasi pariwisata sepertu pantai untuk menarik minat wisatawan yang lebih luas,” kata Edy.
ua/diskominfo