JEPARA (SUARABARU.ID) – RA. Kartini adalah tokoh kelahiran Jepara yang nama dan gagasannya menjadi inspirasi bangsa Indonesia. Bahkan busana kebaya yang sering “di agem” menjadi salah satu ciri kebaya nusantara. Karena itu sekarang tengah diikhtiarkan menjadikan kebaya RA Kartini sebagai memori kolektif bangsa.
Hal tersebut diungkapkan oleh Indria Mustika, Sekretaris Yayasan Kartini Indonesia yang juga salah satu guru senior Tata Busana di Jawa Tengah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua MGMP Tata Busana SMK Kabupaten Jepara dan juga Provinsi Jawa Tengah.
Ia menjelaskan, upaya tersebut diinisisasi oleh Wakil Ketua MPR RI Dr Lestari Moerdijat, Pembina Yayasan Dharma Bhakti Lestari, bekerjasama dengan Yayasan Kartini Indonesia dan MGMP Tata Busana Kabupaten Jepara. Tentu dukungan dari Pemkab Jepara juga, tambahnya.
“Bahkan awal minggu depan akan digelar Workshop Kebaya RA Kartini yang diikuti oleh guru dan guru MGMP Tata Busana, budayawan dan praktisi,” ujar Indria Mustika yang pernah menerima penjelasan secara langsung dari cucu menantu RA Kartjni, almarhumah Sri Biyatini tentang model kebaya RA. Kartini
Menurut Indri, ini penting dilakukan sebab busana kebaya yang dikenakan oleh RA Kartini merupakan salah satu aset budaya nasional yang menggambarkan identitas dan jati diri bangsa.
“Apalagi model busana kebaya yang sering dikenakan oleh RA Kartini kemudian menjadi salah satu ciri kebaya yang sangat diminati. Walaupun kemudian ada modifikasi,” ujar Indri yang juga menjadi koordinator Usaha Mandiri SMKN 2 Jepara, Craft & Craft Gallery
Indri juga menjelaskan, saat ini busana kebaya, termasuk kebaya K.A Kartini banyak yang kemudian dimodifikasi menjadi kebaya mancanegara. “Salah satunya adalah Kebaya Style Korea yang lagi trending di Indonesia,” tuturnya.
Oleh sebab itu menurut Indria Mustika, bagus jika busana kebaya RA Kartini dipertimbangkan menjadi model busana kebaya pakaian dinas PNS di wilayah Kabupaten Jepara. Juga untuk para pelajar. Khusus untuk kelompok ini bagus jika dikembangkan menjadi busana kebaya casual,” pungkasnya. Namun yang tak kalah penting adalah memberikan pemahaman terkait dengan filosofi dan sejarah kebaya, tambahnya
Hadepe