JEPARA (SUARABARU.ID) – SMP Negeri 4 Jepara kembali menyelenggarakan pelatihan internal sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan berupa IHT (In House Training). Terbaru, IHT diselenggarakan pada Senin, 13 Mei 2024 di HJNT Corner dengan mengambil topik .
Menurut ketua panitia, Sony Candra Pahlevi, S.Pd. kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan kualitas pendidik dalam membuat konten dan sharing pengalaman dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Pelaksanaan IHT dibuka oleh Kepala SMP Negeri 4 Jepara, Agus Awaluddin, S.Pd.,M.M.,M.Pd.. Dalam sambutannya ia memberikan motivasi agar para guru terus meningkatkan kompetensinya melalui berbagi praktik-praktik baik, berkreasi mengembangkan muatan pembelajarannya, dan mau belajar dari pengalaman guru lain yang sudah diterapkan. “Tujuannya agar SMP Negeri 4 Jepara dapat memberikan layanan kepada murid- murid secara maksimal,” ujar Agus Awaludin
Hadir sebagai narasumber dalam IHT Upik Setyawan, S.Si.,M.Pd., guru yang sekarang menjabat pengawas sekolah di Dinas Dikpora Kabupaten Jepara dengan banyak prestasi antara lain Juara 1 Guru Berprestasi Kabupaten Jepara 2019, 10 Besar Guru Berprestasi Provinsi Jateng, Pemakalah Terbaik Seminar Nasional Kemdikbud 2017, dan Duta Teknologi Kemdikbudristek.
Dalam paparannya Upik Setyawan memberikan materi Pentingnya Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran yang mutlak harus dilakukan oleh para guru untuk memberikan pembelajaran yang relevan dengan dunia murid yang hidup dalam kemajuan teknologi informasi yang melesat jauh saat ini.
Pada bagian lain, juga dipesankan agar para guru senior tidak gagap teknologi dan meninggalkan cara lama dalam mengajar yang terpaku pada papan tulis, spidol, dan buku teks. Tidak kalah penting adalah branding sekolah, publikasi kegiatan sekolah secara rutin dan konsisten melalui media massa atau media sosial agar SMP Negeri 4 Jepara semakin dikenal luas dan menjadi sekolah yang memiliki prestasi.
Upik Setyawan juga menekankan pentingnya penanaman pendidikan karakter di sekolah dengan menerapkan TPACK (Technological Pedagogic And Content Knowledge).
Setelah penyampaian dari narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan Berbagi Praktik Baik Konten Pembelajaran oleh 3 orang guru yaitu Sri Baruati, S.Pd. guru mapel Bahasa Indonesia kelas VII yang melakukan pengembangan konten pembelajaran menulis berita dengan mengacu pada diferensiasi, pemanfaatan teknologi dalam mengajarkannya, dan pelibatan murid secara kolaboratif.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi konten dan hasil, ternyata para murid mampu memaksimalkan potensi tersembunyi yang dimiliki dan sebelumnya dianggap tidak berprestasi. Selain itu, menurut pengalamannya, murid menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam belajar melalui pemaksimalan penggunaan aplikasi video editing dan Canva serta penerapan ice breaking di awal pembelajaran untuk membangun konsentrasi murid.
Praktik baik berikutnya disampaikan oleh Shima Cinta Noktetty, S.Pd. yang juga guru mapel Bahasa Indonesia yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi proses. Diferensiasi proses menekankan pembelajaran dengan menyesuaikan gaya belajar peserta didik dan menyesuaikan karakter masing-masing. Pembelajaran ini dimulai dengan asesmen awal untuk mengetahui potensi para murid sehingga dapat dipetakan oleh guru kekuatan yang dimiliki oleh murid. Kekuatan inilah yang akan dimanfaatkan oleh guru untuk menempatkan murid pada kelompok agar terjadi kolaborasi yang baik dalam kelompok
Penyampaian Praktik Baik yang terakhir oleh Herdanto Tratmojo, S.Pd., yang menerapkan pembelajaran dengan sistem kompetisi. Meskipun pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk persiapan, pelaksanaan dan evaluasi tetapi menurutnya efek yang ditimbulkan luar biasa, peserta didik menjadi semangat dalam berkompetisi, meningkatkan semangat belajar, kepercayaan diri dan kerja sama.
Salah satu peserta kegiatan, Listyaningsih, S.Pd. ketika diwawancarai berpendapat ,”Praktik baik yang dibagikan 3 guru dalam IHT ini sangat inovatif dan bisa dicontoh. Pesan Pak Upik agar guru mengajar sesuai dengan teknologi sekarang semoga memotivasi saya dan guru- guru lain untuk mengembangkan konten pembelajaran masing- masing, serta dibagikan pada IHT- IHT berikutnya agar menjadi budaya positif di SMP negeri 4 Jepara.”
Kegiatan IHT diakhiri dengan penguatan dari narasumber yang merasa bangga akan pemahaman guru-guru SMP Negeri 4 Jepara tentang kurikulum Merdeka dan pemanfaatan media teknologi dalam pembelajaran. Memang sudah seharusnya guru-guru mengikuti arus perkembangan zaman agar target pemerintah generasi emas tahun 2045 tercapai. Narasumber pun mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah yang sudah mengagendakan kegiatan IHT secara rutin dan semoga terus berkelanjutan.
Hadepe – Sri Baruati