SALATIGA (SUARABARU.ID) – Lio Bijumes, mencapai puncak perjalanan ilmiahnya dengan mengukir gelar Doktor Manajemen dari Program Studi Doktor Manajemen (DM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Senin (13/5/2024).
Menyandang predikat cumlaude atau terpuji, pria berusia 30 tahun ini menjadi lulusan DM ke-72 setelah melalui sidang yudisium di Ruang Rapat FEB.
Dalam yudisium yang dipimpin oleh Dekan FEB Dr. Yefta Andi Kus Noegroho, S.E., M.Si., Ak., Lio memaparkan disertasinya yang berjudul “Internalisasi Nilai Kearifan Lokal Padan Lio’ Burung pada Organisasi Publik (Studi pada Pemerintahan Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara)”.
Sidang tersebut dihadiri oleh Promotor Prof. Christantius Dwiatmadja, S.E., M.E., Ph.D., serta Co-promotor Prof. Ir. Lieli Suharti, M.M., Ph.D., dan Prof. Dr. Agus Sugiarto, S.Pd., M.M. Turut hadir sebagai penguji Prof. Dr. Gatot Sasongko, S.E., M.S., dan Albert Kriestian Novi Adhi Nugraha, S.E., M.M., Ph.D. Sementara itu, memberi kontribusi sebagai penguji luar yaitu Prof. Dr. Agus Suroso, M.S.
Dampak positif
Sebagai seorang konsultan yang berpengalaman dan penulis, Lio telah membawa keahliannya ke berbagai bidang, termasuk manajemen dan penelitian. Dengan statusnya sebagai Direktur Pemasaran dan Kerja Sama di PT Tetrahiel Profesional Manajemen di Yogyakarta, ia telah membawa inovasi dan strategi baru dalam menghadapi tantangan dunia bisnis yang terus berkembang.
Namun, kesuksesannya tidak terbatas pada ranah bisnis semata. Sebagai seorang yang memiliki kedalaman spiritual, Lio juga aktif dalam kegiatan sosial dan religius. Perannya sebagai Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persekutuan Dayak Lundayeh D.I. Yogyakarta dan anggota tim redaksi Renungan Harian dan Almanak Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) adalah bukti dari komitmennya terhadap pengembangan komunitas dan kegiatan amal.
Melalui disertasi yang dipaparkannya, pria asal Nunukan, Kalimantan Utara ini menggali kedalaman nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat Dayak Lundayeh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan ke dalam budaya organisasi.