MAGELANG(SUARABARU.ID)- Penantian panjang masyarakat Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang untuk bisa melewati jembatan penghubung yang aman dan nyaman, sebentar lagi akan terwujud. Karena, jembatan gantung Ngembik yang saat ini terbuat dari sesek ( anyaman bambu) akan diganti dengan jembatan permanen terbuat dari kerangka baja.
Untuk proses pembangunan, jembatan yang sering dinamakan jembatan “Indiana Jones” Ngembik tersebut akan ditutup dan dibongkar.Selama ditutup, masyarakat dari Desa Rejosari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang yang hendak menuju Kota Magelang bisa melalui jalan alternative lainnya.
“Selama dibongkar dan dibangun, untuk sementara warga bisa lewat jalur alternatif yakni melalui jembatan di Kampung Dumpoh, Kelurahan Potrobangsan melalui Dusun Macanan, Desa Sidorejo, Kecamatan Bandongan,” kata Pembantu Staf Tekno Balai Pengelola Jalan Wilayah Magelang Marjan, Rabu ( 8/5/2024).
Marjan mengatakan, penutupan jembatan yang ada di atas Sungai Progo dan menghubungan antardesa antarkecamatan tersebut , karena proses pembangunan jembatan gantung tersebut akan segera dimulai. Penutupan tersebut akan digunakan untuk proses penurunan alat berat.
Menurutnya, jembatan gantung yang saat ini terbuat dari anyaman bambu dengan lebar sekitar dua meter dan panjang 100 meter, nantinya akan diganti dengan jembatan permanen. Selain itu, lebar jembatan juga akan ditambah menjadi tujuh meter.
“Pembangunan jembatan Ngembik ini ditargetkan selesai hingga akhir tahun ini,”imbuhnya.
Pembangunan jembatan tersebut akan menelan anggaran sebesar Rp 48 miliar. Anggaran tersebut melibatkan empat macam anggaran. Yakni, anggaran dari Provinsi JawaTengah untuk membangun kontruksi bawah dan pemerintah pusat untuk kontruksi atas.
Sedangkan, Pemerintah Kota Magelang mengeluarkan anggaran untuk pembebasan lahan yang masuk wilayah Kota Magelang.Begitu juga, Pemerintah Kabupaten Magelang juga mengeluarkan anggaran untuk pembebasan lahan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang.
Dinda Aulia, salah satu warga Kota Magelang, mengaku penasaran dengan keberadaan jembatan gantung tersebut. Ia juga sengaja mendatangi jembatan tersebut sebelum dibongkar.
“Saya sengaja datang ke jembatan Ngembik ini, untuk merasakan sensasi jembatan gantung bambu ini. Namun, ngeri juga karena goyang saat melewatinya,”kata Dinda.
Ia berharap, bila jembatan tersebut selesai dibangun dengan jembatan permanen, menjadi jembatan yang aman dan keren. Selain itu, juga bisa memperlancar perekonomian masyarakat. W. Cahyono